tirto.id - Tanah, air, dan udara adalah tiga komponen di Bumi yang tidak lepas dari masalah pencemaran. Pencemaran membuat ketiganya mengalami penurunan kualitas yang akhirnya turut merugikan makhluk hidup yang memanfaatkannya. Oleh sebab itu, meminimalkan pencemaran merupakan langkah yang harus ditempuh.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997, pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya menurun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai peruntukannya.
Bahan pencemar disebut polutan yang dapat berupa zat padat, cair, gas atau partikel tersuspensi yang masuk lingkungan melalui udara, air, atau daratan (tanah).
Pencemaran tanah, misalnya, polutan akan merusak struktur dan kualitasnya. Hal ini turut memengaruhi kadar air di dalam tanah. Sebagai tempat hidup tumbuh-tumbuhan, pencemaran tanah dapat berpengaruh pada rantai makanan di atasnya.
Mengutip laman Disperkimta Kabupaten Buleleng, penyebab pencemaran tanah antara lain:
1. Bahan atau benda yang tidak mampu didaur ulang seperti plastik, kaca, logam dan karet. Tertimbunnya benda-benda semacam ini di dalam tanah akan merusak strukturnya.
2. Zat kimia tertentu seperti pestisida dari pertanian. Pestisida yang meresap ke dalam tanah, ataupun sisa limbah industri dan rumah tangga seperti deterjen dan lainnya, turut merusak kualitas tanah.
3. Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air
4. Deposit senyawa asam dari peristiwa hujan asam.
Dampak pencemaran tanah bagi kesehatan dan ekosistem
Dalam buku IPA Kelas VII (2017) yang diterbitkan Kemdikbud disebutkan, dampak pencemaran tanah tergantung dari jenis polutan yang mencemarinya, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena.
Misalnya pada polutan kromium yang kerap ada di pestisida dan herbisida, mampu menjadi bahan karsinogenik pemicu kanker di semua populasi. Polutan lain yang mencemari tanah turut memberikan dampak khasnya bagi kesehatan seperti:
- Timbal dapat menyebabkan kerusakan otak pada anak-anak dan memicu kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
- Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan sebagian kasus tidak dapat diobati.
- PCB dan siklodiena akan mengakibatkan kerusakan pada hati yang ditandai seperti keracunan.
- Organofosfat dan karmabat bisa menyebabkan gangguan saraf otot
- Berbagai pelarut yang mengandung klorin dapat merangsang perubahan pada hati dan ginjal, hingga penurunan fungsi sistem saraf pusat.
Pencemaran tanah turut memberikan dampak bagi ekosistem. Perubahan kimiawi pada tanah bisa mengalami perubahan secara radikal, kendati polutan kimia beracun dan berbahaya yang masuk ke dalamnya dalam kadar rendah.
Berikut contoh dampaknya bagi ekosistem:
- Perubahan kimiawi tanah yang radikal memicu perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Sebagian spesies primer dari rantai makanan akan musnah. Hal ini akan berpengaruh besar pada predator di atasnya atau tingkatan lain pada suatu rantai makanan.
- Jika efek kimia pada bentuk kehidupan tersebut rendah, maka bagian bawah dari piramida makanan yang akan terpapar kimia asing tersebut. Dalam jangka panjang juga akan terkonsentrasi pada makhluk hidup penghuni piramida atas. Misalnya yaitu konsentrasi polutan DDT pada burung dapat menyebabkan rapuhnya cangkang telur, peningkatan kematian anakan, dan kemungkinan musnahnya spesies.
- Pada pertanian, pencemaran tanah mengganggu perubahan metabolisme tanaman. Efeknya adalah penurunan hasil pertanian.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani