tirto.id - Sifilis, herpes, dan gonore merupakan penyakit yang termasuk dalam jenis infeksi menular seksual (IMS). IMS tergolong penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain, kerusakan organ, hingga kematian.
Sesuai namanya, IMS muncul akibat infeksi virus maupun bakteri yang penularannya bisa melalui hubungan seksual. Tak hanya itu, IMS juga dapat menular lewat cara lain, mulai dari transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, hingga ibu hamil kepada janinnya.
Meski sama-sama tergolong IMS, sifilis, herpes, dan gonore memiliki ciri khasnya masing-masing. Ketiganya mempunyai penyebab, gejala, dan tentunya cara pengobatan yang berbeda pula.
Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit IMS yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka atau lecet pada kulit maupun selaput lendir seperti pada mulut dan kelamin.
Sifilis bisa merusak beberapa organ dalam tubuh seperti jantung dan otak. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sifilis bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.
Cara Penularan dan Faktor Risiko Sifilis
Berdasarkan informasi dari laman Kementerian Kesehatan, sifilis dapat ditularkan melalui:
- Hubungan seksual yang tidak aman, baik itu tidak memakai kondom maupun sering bergonta-ganti pasangan.
- Pemakaian jarum suntik bersama
- Jarum tato yang tidak steril
- Ibu hamil yang terinfeksi sifilis dapat menularkannya ke janin (sifilis kongenital/bawaan)
Gejala Sifilis
Gejala sifilis dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
Primer
- Gejala muncul 2-4 minggu setelah terinfeksi.
- Muncul luka kecil di tempat bakteri masuk, bisa di area alat kelamin, mulut, atau anus.
- Luka tidak terasa sakit sehingga kadang tidak disadari oleh penderita.
- Luka bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu 1-2 bulan, tapi bukan berarti sembuh dari sifilis.
- Muncul benjolan di selangkangan, tanda pembengkakan kelenjar getah bening.
- Gejala muncul 2-10 minggu setelah terinfeksi, bisa juga setelah luka pada tahap primer menghilang.
- Muncul ruam di telapak tangan dan kaki, alat kelamin, serta mulut.
- Ruam bisa disertai kutil, tapi tidak gatal.
- Ruam bisa sembuh sendiri, tapi bisa kembali muncul.
- Demam
- Tubuh lemas
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Berat badan menurun
- Rambut rontok
- Pusing dan sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Bisa berlangsung selama 3 bulan hingga 1 tahun jika tidak segera diobati.
Sifilis pada tahap laten tidak menimbulkan gejala apa pun selama beberapa tahun, tapi bakteri tetap ada dan bisa ditularkan. Apabila belum diobati, sifilis akan berkembang ke tahap yang paling berbahaya, yaitu sifilis tersier setelah sekitar 2-3 tahun.
Tersier
- Gejalanya dapat muncul 10-30 tahun setelah infeksi pertama.
- Kerusakan organ permanen seperti pada otak, jantung, mata, hati, hingga tulang dan sendi-sendinya.
- Bisa menyebabkan kebutaan, kelumpuhan, hingga kematian.
Bayi yang tetap hidup setelah terinfeksi sifilis dari ibunya biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, ada pula yang mengalami ruam pada telapak tangan dan kaki hingga pembengkakan kelenjar getah bening dan limpa.
Cara Pengobatan Sifilis
Sifilis bisa disembuhkan asalkan belum terlambat. Jika masih dalam tahap primer atau sekunder, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik seperti penisilin.
Herpes
Herpes simplex virus (HSV) atau lebih dikenal sebagai herpes adalah penyakit yang bisa membuat kulit melepuh dan terasa menyakitkan. Berdasarkan penyebabnya, herpes terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Tipe 1 (HSV-1)
Disebut juga herpes oral karena bisa menyebabkan luka dan lepuh di sekitar mulut. Banyak orang dewasa yang terkena infeksi HSV-1 dan tertular saat masih anak-anak lewat kontak air liur (non-seksual). Tapi karena tidak ada gejala khusus, banyak yang tidak menyadari dirinya terinfeksi HSV-1.
Sementara pada beberapa kasus, herpes oral bisa menyebabkan herpes genital/kelamin. Hal ini terjadi bila pengidap HSV-1 melakukan seks oral sehingga virus menular dari mulut ke alat kelamin pasangannya.
Tipe 2 (HSV-2)
Disebut juga herpes genital karena bisa menyebabkan luka dan lepuh di sekitar alat kelamin maupun anus. Cara penularan HSV-2 adalah melalui hubungan seksual.
Gejala Herpes
Dikutip dari laman WHO, mayoritas orang yang terinfeksi herpes biasanya tidak memiliki gejala atau kadang menunjukkan gejala ringan. Gejala pada infeksi awal pun nyaris sama dengan gejala infeksi virus pada umumnya. Secara garis besar, gejala herpes meliputi:
- Demam
- Badan pegal-pegal
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening di dekat infeksi
- Sakit tenggorokan (HSV-1)
- Lepuh (luka dingin) atau luka terbuka di dalam mulut maupun di sekitar bibir (HSV-1)
- Benjolan, luka terbuka, serta lecet di area alat kelamin dan anus (HSV-2)
Pengobatan Herpes
Herpes termasuk penyakit yang tidak bisa diobati, tapi gejalanya bisa diredakan dengan obat-obatan. Obat yang digunakan biasanya berupa obat antivirus seperti acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir yang harus diminum setiap hari.
Gonore
Gonore biasa disebut dengan kencing nanah. Gonore adalah penyakit IMS yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Seperti IMS pada umumnya, gonore dapat ditularkan lewat hubungan seks maupun dari ibu hamil ke janinnya.
Gonore disebut kencing nanah karena gejala utamanya adalah keluarnya cairan kental berwarna kuning seperti nanah dari alat kelamin. Gejala ini biasanya dialami oleh laki-laki dan terjadi saat buang air kecil.
Gejala Gonore
Melansir laman Kementerian Kesehatan, gejala gonore meliputi:
Gejala gonore pada laki-laki
- Kencing nanah disertai peradangan hebat di saluran kencing.
- Sering buang air kecil
- Alat kelamin terasa nyeri, terutama saat kencing dan berhubungan seksual.
- Keputihan
- Gangguan siklus menstruasi
- Pembengkakan vulva
- Nyeri yang menjalar ke bagian perut bawah atau panggul jika infeksi sudah menyebar ke organ reproduksi.
Pengobatan Gonore
Gonore merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dengan pemberian obat antibiotik, baik secara oral (diminum) maupun suntikan. Pengobatan akan terus dilakukan hingga dokter menyatakan sembuh atau terbebas dari infeksi bakteri.
Gonore yang tidak segera diobati umumnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada organ reproduksi, bahkan bisa mengganggu kesuburan dan menyebabkan kemandulan. Selain itu, pengidap gonore juga lebih rentan terkena HIV/AIDS.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari