Menuju konten utama

Anomali Cuaca Tingkatkan Penyebaran Virus H5N1

Cuaca yang tidak menentu dapat memicu berbagai penyakit unggas, salah satunya penyebaran virus H5N1 atau flu burung. Kendati angka kematian burung akibat flu burung saat ini menurun drastis dibandingkan awal 2016, antisipasi tetap harus ditingkatkan.

Anomali Cuaca Tingkatkan Penyebaran Virus H5N1
Peternak melakukan penyemprotan vaksin untuk mencegah penularan virus flu burung. Antara Foto/Syaiful Arif.

tirto.id - Penyebaran virus H5N1 atau flu burung berpotensi meningkatkan penyakit unggas seiring dengan masih adanya anomali cuaca seperti saat ini. Untuk Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau masyarakat, khususnya peternak unggas agar meningkatkan kewaspadaannya.

"Cuaca yang tidak menentu, kadang panas, kadang hujan deras memiliki potensi memicu berbagai penyakit unggas, salah satunya flu burung," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY, Anung Endah Swasti, di Yogyakarta, Senin (18/7/2016).

Meskipun angka kematian burung akibat flu burung saat ini menurun drastis dibandingkan awal 2016, Anung menegaskan, antisipasi tetap harus ditingkatkan.

Melalui 60 petugas Unit Respon Cepat (URC) yang tersebar di seluruh kabupaten, Distan DIY juga mengintensifkan pemantauan kemungkinan adanya ternak unggas yang terjangkit virus flu burung atau penyakit lainnya, seperti newcastle disease atau tetelo.

Kondisi cuaca yang tidak menentu, menurut dia, dapat mengakibatkan daya tahan unggas menurun sehingga rentan terserang penyakit.

"Berbeda jika dalam kondisi cuaca normal unggas cenderung memiliki daya tahan yang kuat," kata Anung.

Kasus yang paling besar pernah terjadi yakni matinya 3.900 burung puyuh dan puluhan unggas jenis lain di Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kulon Progo.

"Angka kematian akibat virus terus menurun sampai sekarang, misalpun ada jumlahnya di bawah sepuluh ekor," kata dia.

Menurut Anung, pencegahan merebaknya virus flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosecurity. Biosecurity, menurut dia, terdiri atas tiga tahap, yakni pemilihan lokasi kandang dengan baik, pembuatan pagar kandang, serta manajemen kandang, termasuk pemberian disinfektan.

"Kami sudah menyosialisasikan mekanisme biosecurity kepada kelompok peternak," kata dia.

Selain biosecurity, ia juga menekankan kepada peternak agar menyediakan tempat khusus untuk menampung kotoran ternak.

"Kotoran unggas jangan sampai dibuang sembarangan," kata dia.

Untuk 2016, menurut dia, Distan DIY menyiapkan 700.000 dosis vaksin flu burung dan 800 liter disinfektan. 700.000 dosis vaksin itu terdiri atas 500.000 dosis vaksin H5N1 clade 2.1.3 dan 200.000 dosis vaksin H5N1 clade 2.3.2.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari