Menuju konten utama

Anomali Cuaca Sebabkan Harga Cabai di Jember dan Malang Naik

Anomali cuaca di sejumlah daerah menjadikan banyak lahan cabai petani rusak dan berakhir dengan gagal panen. Pasokan cabai kian menipis, dan kondisi ini menyebabkan harga cabai naik drastis hingga menembus Rp80.000 di Jember dan Malang.

Anomali Cuaca Sebabkan Harga Cabai di Jember dan Malang Naik
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian Desa Perbawati, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/12). Dalam sepekan ini, harga cabai rawit di tingkat petani mengalami kenaikan dari Rp30.000 menjadi Rp40.000 per kilogram, akibat curah hujan tinggi dan banyak petani yang mengalami gagal panen. ANTARA FOTO/Budiyanto.

tirto.id - Anomali cuaca di sejumlah daerah menjadikan banyak lahan cabai petani rusak dan berakhir dengan gagal panen. Lahan tak terawat baik akibat curah hujan yang cukup tinggi. Pasokan cabai kian menipis, dan kondisi ini menyebabkan harga cabai naik drastis hingga menembus Rp80.000 di Jember dan Malang.

"Kenaikan harga cabai karena dampak anomali cuaca yang terjadi saat ini dan intensitas hujan yang sering mengguyur di Jember, sehingga membuat banyak tanaman cabai yang membusuk dan gagal panen," kata pedagang bumbu dapur di Pasar Tanjung, Jember, Hartini, pada Selasa (27/12/2016).

Ia mengatakan saat ini stok cabai yang berkualitas baik sulit didapatkan karena stok dari petani berkurang dan kurangnya stok cabai itulah yang memicu kenaikan harga cabai di pasaran. Pantauan di sejumlah pasar tradisional Jember menyebutkan harga cabai rawit di kisaran Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram, cabai merah besar Rp35.000 hingga Rp42.000 dan cabai keriting Rp37.000 hingga Rp40.000 per kilogram.

Sedangkan untuk komoditas bumbu dapur lainnya, seperti bawang merah masih relatif stabil di kisaran Rp34.000 hingga Rp38.000 per kilogram dan bawang putih di kisaran Rp32.000 hingga Rp35.000 per kilogram.

Dalam pantauan Antara, harga cabai rawit saat kondisi normal di Jember berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram di pasaran, namun selama bulan Desember 2016 harga komoditas bumbu dapur tersebut terus melambung tinggi di atas Rp50.000 per kilogram.

"Selama sepekan terakhir kenaikan harga cabai rawit cukup signifikan, mulai Rp60.000, kemudian Rp64.000, terus merangkak naik hingga kini tembus Rp80.000 per kilogram," kata Ahmad, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Pelita Jember, Selasa (27/12/2016).

"Saya menjual cabai rawit kepada konsumen Rp83.000 per kilogram karena harga di tingkat pedagang sudah mencapai Rp80.000 per kilogram," kata Ahmad. Menurutnya harga cabai rawit masih fluktuatif dan cenderung naik karena sehari sebelumnya harganya masih Rp70.000 per kilogram, sehingga kenaikannya cukup signifikan, yakni mencapai Rp10.000 per kilogram dalam sehari.

"Kami para pedagang sering mendapat keluhan dari ibu rumah tangga dan penjual masakan seiring dengan kenaikan harga cabai rawit yang terus merangkak naik, padahal kami menaikkan harga karena pembelian di tingkat pedagang juga naik," tuturnya.

Sementara itu, di Malang, menjelang Tahun Baru 2017, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di wilayah Malang raya dalam beberapa hari terakhir ini terus naik dari Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram.

Menurut salah seorang pedagang di Pasar Merjosari, Kota Malang, Arifin, Selasa, beberapa hari lalu, harga cabai rawit masih Rp60 ribu per kilogram, selanjutnya secara bertahap naik menjadi Rp65 ribu per kilogram, kemudian Rp75.000 per kilogram dan terakhir (Selasa, 27/12/32016) mencapai Rp80 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga cabai rawit dalam beberapa hari terakhir ini dikarenakan pasokan dari pengepul juga menurun. Jumlah pasokan yang didapat pengepul dari petani juga menurun akibat cuaca yang tidak mendukung. Cabai yang dipanen petani banyak yang busuk, bahkan banyak yang rontok sebelum dipanen," kata Arifin di Malang, Jawa Timur.

Sementara itu, harga cabai hijau (besar) di Pasar Besar Malang (PBM) mengalami penurunan harga, dari Rp60.000/kg menjadi Rp56.000 hingga Rp55.000/kg. Sedangkan cabai merah besar juga turun dari Rp35.000/kg menjadi Rp30.000/kg.

Agung, penjual sembako di PBM mengaku sejak adanya kenaikan harga cabai, dirinya hanya mampu menjual sekitar 40 kilogram cabai per hari, padahal sebelumnya hampir satu kuintal. "Akibat kenaikan harga, konsumen pun mengurangi pembeliannya, sehingga kami mengalami kerugian karena sudah telanjur kulakan dalam jumlah besar," ujarnya.

Selain harga cabai yang naik, harga sejumlah komoditas pangan lainnya juga naik, seperti ayam potong yang sebelumnya seharga Rp27.000 hingga Rp28.000/kg menjadi Rp30.000/kg, telur ayam ras yang sebelumnya Rp18.000 hingga Rp19.000/kg menjadi Rp20.000 hingga Rp22.000/kg.

Kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut, biasanya akan turun kembali (harga normal) sekitar sepekan setelah Tahun Baru. ""Biasanya begitu. Kalau kenaikan harga cabai maupun daging ayam potong terjadi sejak beberapa hari lalu sebelum Natal," kata Mila, pedagang di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang.

Baca juga artikel terkait CABAI atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan