tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta pemenang Pilkada, Anies Baswedan mengungkapkan alasannya memilih mantan Menteri ESDM Sudirman Said sebagai ketua Tim Sinkronisasi yang dibentuk oleh dia dan wakilnya, Sandiaga Uno.
Menurut Anies, dia dan Sandiaga menganggap Sudirman sebagai sosok yang memiliki latar belakang lengkap untuk menjembatani mereka dengan pemerintahan Pemprov DKI sekarang. Sebabnya, menurut Anies, Sudirman merupakan figur bersih dan memahami persoalan birokrasi, baik mengenai pengelolaan pemerintahan maupun perusahaan negara.
"Kepemimpinan yang kami harapkan dari Pak Sudirman, adalah beliau punya latar belakang sebagai akuntan, jadi auditor BPKP dan berada di birokrasi cukup panjang. Terakhir sebagai menteri ESDM dan sebelumnya berada di BUMN sebagai pimpinan PINDAD,” kata Anies di Rumah Aspirasi Anies-Sandiaga, Jalan Borobudur No.2, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (15/5/2017).
Dia kemudian mengimbuhkan, “Jadi (Sudirman) cukup tahu mengelola BUMN, memahami birokrasi dan berada di sektor swasta serta aktif dalam pemberantasan korupsi lewat Masyarakat Transparansi Indonesia."
Anies juga menyatakan selama ini secara langsung meminta dan meyakinkan semua anggota Tim Sinkronisasi untuk bergabung. Jadi, mereka tidak mengajukan diri untuk menjadi bagian Tim Sinkronisasi.
"Semuanya kami yang meminta, jadi diundang, diminta, diyakinkan, karena mereka semua adalah orang-orang yang punya kesibukan dan ini adalah sebuah iuran bagi mereka mengiurkan waktu, tenaga, pikiran untuk Jakarta," jelas Anies.
Sementara Sudirman mengaku bersyukur dipilih oleh Anies-Sandiaga sebagai ketua tim sinkronisasi. "Saya bersyurkur ditunjuk menjadi fasilitator persiapan atau penyiapan program," kata dia.
Dia menyatakan siap bekerja selama enam bulan ke depan untuk menerjemahkan 23 janji kampanye Anies-Sandiaga menjadi program kerja selama lima tahun kepemimpinan mereka di DKI Jakarta.
"Ada yang bertanya tentang bagaimana kami bertugas? Tentunya masih ada waktu untuk membicarakan ini, karena (Anies-Sandiaga) akan bertugas nanti Oktober dan masih ada beberapa bulan lagi di tahun 2017," kata Sudirman.
Sudirman berharap bisa segera menjalin komunikasi dengan semua jajaran SKPD di bawah kepemimpinan Plt Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat.
"Karena itu akan baik kalau ada keterbukaan dan kerjasama yang baik dari SKPD di bawah pimpinan Pak Plt (Djarot)," kata dia.
Sudirman juga menilai pilihan Anies-Sandiaga terhadap komposisi anggota Tim Sinkronisasi sudah tepat.
"Saya juga bersyukur Anies-Sandiaga menunjuk tujuh anggota tim lain yang betul-betul heterogen tapi homogen. Heterogen dalam latar belakang dan kemampuan, tapi homogen dalam semangat yang sama-sama ingin Jakarta dikelola dengan baik," ujar Sudirman.
Selain Sudirman, tujuh anggota Tim Sinkronisasi lainnya ialah Edriana Noerdin, Prof. Dr. Eko Prasojo, Fadjar Pandjaitan, HMBC Rikrik Rizkiyana, Marco Kusumawijaya, Moh. Hanief Ari, dan Untoro Hariadi.
Hari ini, seluruh anggota tim sinkronisasi itu menandatangani pakta integritas untuk bekerja sampai Oktober 2017 mendatang di Rumah Aspirasi Anies-Sandiaga.
Isi pakta integritas ada tujuh poin yang terkait dengan kesiapan bekerja maksimal, menjaga nama baik Anies-Sandiaga, bersikap jujur, obyektif dan transparan, serta tidak melakukan tindakan yang mengarah ke korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Selain itu, pakta integritas itu juga melarang ketua dan anggota Tim Sinkronisasi memberi atau menerima suap atau gratifikasi terkait tugasnya, menghindari pertentangan kepentingan dan bertindak proaktif melaporkan KKN.
Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Iding Rasyidin berpendapat Tim Sinkronisasi ini bisa bekerja dengan baik asal tidak banyak menerima intervensi politik.
"Yang penting tidak intervensi. Itu kuncinya," kata dia.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom