tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kaget saat mendapati permukiman warga yang berdiri di atas aliran Kali Pulo, Jati Padang, Jakarta Selatan. Kepada warga, Anies bertanya sejak kapan bangunan-bangunan tersebut tumbuh dan mengokupasi kali yang seharusnya selebar enam sampai sepuluh meter.
Seorang warga bernama Fatimah menjelaskan, permukiman tersebut telah ada dan dihuni sejak tahun 2010. Pernyataan tersebut memunculkan pertanyaan baru dari Anies terkait pengawasan RT/RW setempat.
"Apa enggak diawasi ini sama RT/RW?," tanya Anies.
"Ya kan ganti-ganti Pak RT/RW-nya," jawab Fatimah.
Anies pun berbalik dan mengatakan kepada seorang kepala dinas untuk mengecek kepemilikan lahan dan bangunan-bangunan tersebut. Sambil berjalan, ia juga menanggapi pertanyaan seorang petugas dinas terkait Sertifikat Hak Milik (SHM) warga.
"Enggak mungkin lah ada SHM-nya," ujar Anies.
Sebelumnya, Anies juga bertanya kemana aliran kali yang ia susuri setelah meninjau tanggul yang jebol di Jati Padang. Sebab, semakin masuk ke pemukiman warga, lebar kali semakin menyempit dan hilang.
Kebingungannya baru terjawab ketika seorang warga memberitahu bahwa aliran kali itu mengalir di bawah jalan yang ia tapaki. Melalui lubang yang diteralis besi, ia melihat air itu mengalir deras melalui saluran yang lebarnya kurang dari satu meter tersebut.
"Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Sumber Daya Air Lurah, Camat Walikota, supaya mulai me-review tentang lahan-lahan di sekitarnya," kata Anies usai mengunjungi permukiman tersebut.
"Kita siapkan langkah untuk memastikan air sungai di sini tidak ada hambatan," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo