Menuju konten utama

Anies-Sandi Menang, Prabowo Belum Tentu Senasib

Terpilihnya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno akan menaikkan elektabilitas Prabowo. Namun, Prabowo belum tentu memenangi Pemilu 2019.

Anies-Sandi Menang, Prabowo Belum Tentu Senasib
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta terpiih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bersalaman usai berkunjung ke Masjid Sunda Kelapa di Jakarta, Senin (16/10/2017). ANTARA FOTO/Bernadeta Victoria

tirto.id - Kemenangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno di Pilkada DKI Jakarta tidak menjamin Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Elektabilitas Prabowo bisa jadi naik, tetapi belum tentu cukup untuk memenangkan kompetisi lima tahunan tersebut.

Dalam Pilkada DKI, Anies dan Sandi diusung antara lain oleh Partai Gerindra dan PKS. Partai Gerindra sendiri sudah santer dikabarkan mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto untuk mengikuti Pilpres 2019 mendatang. Dua hari lalu (14/9), Prabowo bahkan memimpin langsung partainya mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta Pemilu ke KPU.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Reni Marlinawati, elektabilitas Prabowo sangat mungkin naik apabila kinerja Anies-Sandi berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari masyarakat. Namun, ia menilai bahwa hasil itu tentu tidak menjamin Prabowo bisa mengalahkan lawan-lawannya kelak.

"Mungkin di DKI bisa saja (menang Pilpres), tapi tidak di daerah-daerah lain. Saya berpikir mungkin ada beberapa persen ya (kenaikannya), tapi berapa korelasi positifnya, saya belum bisa menentukan,” terang Reni kepada Tirto, Senin (16/10/2017).

Reni juga menyoroti elektabilitas Presiden Joko Widodo yang masih tinggi di daerah-daerah. Jokowi dan Prabowo adalah rival di Pilpres terakhir. Dengan begitu maka elektabilitas keduanya saling berkait satu sama lain. Ketika elektabilitas Jokowi masih tinggi, maka sangat mungkin di saat yang sama elektabilitas Prabowo lebih rendah.

Baca juga:Survei: Pilkada DKI Naikkan Elektabilitas Jokowi

Persoalan elektabilitas juga dipengaruhi faktor koalisi, yang menurut Reni masih sangat cair. Sebagai contoh, Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya didukung Gerindra, tapi kemudian dukungan mereka dialihkan ke Anies-Sandi. Padahal Anies Baswedan dalam Pilpres kemarin ada di kubu Jokowi. Ketika itu Anies menduduki posisi yang tidak main-main: juru bicara.

Reni menilai bahwa kondisi demikian membuat elektabilitas Prabowo sulit terkerek. "Semua masih sangat cair. Masih sangat elastis. Tidak ada koalisi yang permanen," imbuhnya.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, enggan mengaitkan kinerja Anies-Sandi mendatang dengan elektabilitas Prabowo. Ketika ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, ia tidak banyak bicara. "Nggak (ada komentar)," katanya singkat.

Survei

Survei terakhir yang berkaitan dengan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ini dirilis oleh Indikator Politik Indonesia. Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa Prabowo masih jadi rival terkuat Jokowi, meski tidak ada "pergerakan" berarti darinya sejak kalah di Pilpres, tiga tahun lalu.

Prabowo akan dipilih oleh 11,5 persen dari 1.220 responden dewasa yang dipilih secara random (multistage random sampling) dari seluruh provinsi di Indonesia pada 17 sampai 24 September lalu. Sementara Jokowi, ada di posisi pertama dengan tingkat pemilihan sebesar 34,2 persen.

Survei ini dilakukan dengan simulasi terbuka dimana responden diminta menyebutkan siapapun politisi yang dianggap layak dipilih sebagai presiden selanjutnya.

Baca juga: Prabowo Subianto Masih Rival Terberat Jokowi di Pilpres 2019

Prabowo tetap menguntit Jokowi dalam simulasi dengan metode lain. Pada simulasi daftar nama (simulasi dimana responden diminta memilih Capresnya dari daftar nama yang diajukan), Prabowo menempati posisi kedua dengan angka 19 persen. Sementara Jokowi, memperoleh suara 47,3 persen.

Pada simulasi delapan nama (Indikator menyodorkan delapan nama politisi populer sebagai calon presiden), Prabowo memperoleh suara hingga 24,8 persen. Lagi-lagi ia berada di bawah Jokowi yang dipilih 54,6 persen responden.

Sementara pada simulasi enam nama, Prabowo dipilih 26,6 persen responden. Jokowi, tetap berada di peringkat teratas dengan perolehan suara 55,3 persen.

Terakhir, ketika hanya disuguhkan dua nama saja, responden yang memilih Jokowi sebanyak 58,9 persen. Sementara Prabowo 31,3 persen. Sisanya, 9.8 persen, tidak menjawab.

Baca juga:Prabowo Kawal Pendaftaran Gerindra ke KPU

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa hasil survei ini membuktikan satu hal, bahwa Prabowo memang punya basis pendukung yang loyal, sisa-sisa Pemilu tiga tahun lalu.

"Prabowo tidak bisa dianggap remeh mengingat selama tiga tahun terakhir dia tidak melakukan aktivitas politik yang mencolok. Prabowo tidak melakukan kampanye secara sistematis sejak 2014. Ini menunjukkan bahwa Prabowo punya pemilih loyal yang tidak sedikit," kata Burhanuddin kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Rabu (11/10/2017).

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Rio Apinino
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti