Menuju konten utama

Anggota Bawaslu RI Lakukan Monitoring di TPS Anies Baswedan

Persiapan pelaksanaan pemungutan suara di TPS Anies Baswedan berjalan dengan baik. Hanya saja, ia mengkritik perihal akses masuk TPS yang sempit karena terbendung oleh banyaknya wartawan.

Anggota Bawaslu RI Lakukan Monitoring di TPS Anies Baswedan
Ilustrasi. Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan (KIRI) dan istri Fery Farhati Ganis (kanan) menunjukkan jari usai memberikan hak pilih pada pencoblosan Pemilihan Gubernur di TPS 28 Cilandak Barat, Jakarta, Rabu (15/2). Tirto.id/Arief Rachman

tirto.id - Lima orang anggota Bawaslu RI lakukan monitoring di TPS 28, Jalan Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan tempat Anies mencoblos. Menurut Dr. Muklir, salah satu anggota Bawaslu RI yang berada di TPS Anies, kedatangannya adalah untuk sekadar memantau jalannya proses pemilihan. "Kalau pengawasan tugasnya Panwas TPS," kata Muklir di Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan (19/4/2017).

Ia menjelaskan bila tim Bawaslu RI yang melakukan monitoring berasal dari Bawaslu 34 provinsi di Indonesia. Mereka semua dibagai ke dalam lima tim untuk dibagi ke beberapa TPS di Jakarta. "Khususnya di TPS rawan," jelasnya.

Muklir sendiri merupakan ketua Bawaslu Provinsi Aceh. Ia mengaku melakukan monitoring di lima TPS di Jakarta Selatan, termasuk TPS Anies. "Kalau mana-mananya saya lupa kebetulan," katanya.

Dari hasil pantauannya di TPS Anies, menurutnya persiapan pelaksanaan berjalan dengan baik. Hanya saja, ia mengkritik perihal akses masuk TPS yang sempit karena terbendung oleh banyaknya wartawan yang meliput. "Aksesnya saja. Lihat saja itu wartawannya," katanya.

Namun, ia sendiri memaklumi akan hal itu karena TPS 28 merupakan TPS calon dan menjadi objek pemberitaan. Hanya saja ia mengaku tetap mengingatkan kepada pihak KPPS untuk mengatur ulang agar tak menyusahkan calon pemilih. "Sudah saya bilang tadi ke KPPS," katanya.

Muklir sendiri sempat memberi arahan kepada calon pemilih yang mengaku namanya tak terdaftar dalam DPT TPS 28. "Tadi dia bilang tidak terdaftar. Saya minta KTP-nya ternyata sudah habis masa aktifnya. Saya minta dia untuk ambil KTP yang aktif ke rumah. Dia bisa mencoblos kalau pemilih pemegang C6 dan yang terdaftar sudah semua," jelasnya.

Namun, Muklir juga mengaku sempat diberitahu oleh warga lainnya bila orang yang bersangkutan memiliki gangguan jiwa. "Saya tidak bisa menentukan. Itu urusan dokter. Kalau memang gila ya tidak bisa memilih," katanya.

Warga tersebut diketahui bernama Jamaludin, pria paruh baya kelahiran tahun 1976, tinggal di RT 06 RW 04 Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan. "Saya putaran pertama nyoblos, kok," kata Jamaludin di TPS 28.

Jamaludin pun mengaku tidak mendapat surat keterangan ataupun surat undangan sebelumnya. "Ya, saya enggak nanya ke panitia sebelumnya," katanya.

Namun, Jamaludin mengaku akan mengambil KTP-nya yang aktif dan akan mencoblos setelah jam 12 siang sesuai dengan arahan Muklir. "Mau ambil E-KTP di rumah. Tadi dibilangi jam 12 bisa milih," katanya.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari