tirto.id - Pengamat pasar modal Satrio Utomo menilai faktor politik tidak menjadi penyebab PT Saratoga Investama Sedaya mencatatkan kerugian senilai Rp6,19 triliun pada 2018.
Sebab, kata dia, pengelolaan perusahaan investasi itu telah diserahkan ke para profesional yang berada di jajaran manajemen.
Kerugian itu yang pertama kali dalam sembilan tahun terakhir. Pada 2017, Saratoga masih mencatatkan laba Rp3,24 triliun.
Satrio menjelaskan sentimen terhadap sosok Sandiaga Uno, yang merupakan salah satu pendiri perusahaan itu, memang dapat mempengaruhi kinerja emiten berkode SRTG tersebut. Namun, menurut Satrio, efeknya tidak akan terlalu signifikan.
"Yang jelas dia sudah menyerahkan itu ke profesional. Jadi semua catatan yang muncul dari laporan keuangan itu lepas dari faktor sosok Sandiaga," kata Satrio saat dihubungi Tirto, Kamis (28/3/2019).
Perusahaan investasi milik calon wakil presiden 02 ini memang tengah mengalami kerugian akibat turunnya harga saham sejumlah anak usahanya takni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Namun, Analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya memprediksi harga saham 2 perusahaan tersebut berpotensi untuk membaik jika keuntungan ADRO melonjak karena kenaikan harga batu bara, serta ada kontrak baru atau perpanjangan kontrak TBIG.
"Kalau kemarin harga batu bara turun terus, saham turun di Adaro wajar. Kalau bicara [saham] Tower Bersama [TBIG] juga wajar karena mereka berdasarkan kontrak tahunan, dan belum ada kontrak ulang atau penambahan kontrak baru," ujar William.
Siang ini, per pukul 14.50, saham TBIG masih bergerak ke level Rp3.930, turun 70 poin atau 1,74 persen dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya.
Adapun saham Adaro bergerak di level 1.340 pada pukul 15.57 WIB atau turun 5 poin (0,37 persen) dibandingkan penutupan pada siang hari tadi.
"Soal kerugian yang disebut unrealize loss itu, manajemen yang tahu, tapi setahu saya kalau bicara portofolio itu unrealize, dan sepertinya mereka juga sudah bilang begitu," ujar William.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom