tirto.id - Ketua RW 07 Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur, Noer Ali mengaku banjir sudah menjadi persoalan setiap tahun yang harus dihadapi warganya. Ali sebagai Ketua RW yang membawahi 16 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 6 ribu jiwa.
Kepada Tirto, ia menjelaskan faktor penyebab wilayah tempat tinggalnya terus terdampak banjir. Pertama, lantaran kondisi wilayahnya yang rendah. Ia mengibaratkan seperti mangkok. Kedua, kiriman air dari hulu atau sepanjang aliran Kali Ciliwung dari Bogor-Depok-Jakarta Selatan meluap ke daerah itu.
"Kalau di [Bendungan] Katulampa, air sudah 200 meter. Artinya di sini siaga I," ujarnya kepada reporter Tirto di rumahnya, Cililitan, Jakarta Timur, Sabtu (27/4/2019).
Menurut Ali, sebenarnya persoalan banjir ini sudah teratasi sedikit dengan hadirnya bantaran Kali Ciliwung. Namun, ternyata hal tersebut belum memadai, ditambah lagi pintu air yang bocor.
"Untuk bantaran sebenarnya sudah membantu. Cuma seperti kejadian banjir kemarin, selain kita dari bantaran, ada yang bocor pintu airnya. Itu dari Kelurahan Cawang, bantarannya belum sampai sana," tuturnya.
Sebab proses normalisasi kali dan pembangunan bantaran belum sampai Kelurahan Cawang, menurut Ali, air Kali Ciliwung yang tidak tertampung akhirnya meluap melalui sisi sebelah sana.
"Sehingga airnya masuk dari sana, lalu nyeberang lah ke Jalan Raya Kalibata arah Kelurahan Cililitan," ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat segera meneruskan pembangunan bantaran sepanjang Kali Ciliwung agar wilayahnya tidak lagi menjadi langganan banjir.
"Harapan saya, pemerintah harus lebih jeli lagi melihat persoalannya," ujarnya.
Dari pantauan Tirto di lokasi banjir, air perlahan sudah surut, sebagian warga meninggalkan tempat pengungsian untuk membersihkan sisa banjir di rumah masing-masing. Lumpur dan sampah bawaan masih mendominasi lokasi banjir.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri