Menuju konten utama

Alasan Penularan Covid-19 Penting Diwaspadai di Periode Mei 2021

Semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mengantisipasi risiko lonjakan kasus Covid-19. 

Alasan Penularan Covid-19 Penting Diwaspadai di Periode Mei 2021
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

tirto.id - Masyarakat di Indonesia perlu mempertahankan kewaspadaan terhadap risiko penularan Covid-19, terutama pada bulan Mei 2021. Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan harus terus dijaga.

Protokol kesehatan berupa menjaga jarak fisik dengan orang lain, tidak berkerumun, memakai masker, dan rajin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir (atau hand sanitizer), tetap penting untuk dijalankan meski program vaksinasi sudah mulai berjalan.

Ada sejumlah alasan, yang perlu diperhatikan oleh masyarakat, terkait kenapa kewaspadaan pada risiko lonjakan kasus Covid-19, terutama di bulan Mei 2021, perlu ditingkatkan sedini mungkin.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan terdapat perkembangan yang patut menjadi perhatian semua pihak dalam seminggu terakhir hingga awal Mei 2021.

"yang perlu menjadi perhatian dan perlu diwaspadai bersama adalah perkembangan pada minggu terakhir, yaitu periode 23 April sampai 1 Mei 2021. Pada periode tersebut, jumlah kesembuhan tidak lagi lebih tinggi dari jumlah kasus positif baru," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (4/5/2021), seperti dilansir laman covid19.go.id.

Data menunjukkan dalam periode tersebut, jumlah kesembuhan cenderung mengalami penurunan seiring dengan penambahan kasus positif baru. Ini menjadi penyebab angka kasus aktif Indonesia cukup stagnan dan tidak lagi mengalami penurunan yang signifikan seperti sebelumnya.

Kasus aktif adalah pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi, baik di rumah maupun fasilitas kesehatan, atau masih dirawat di rumah sakit.

"Hal ini perlu menjadi perhatian kita karena artinya, tren kasus aktif dapat sewaktu-waktu kembali meningkat jika ke depan tidak ada perbaikan," Wiku menambahkan.

Sebenarnya, pada awal Februari lalu, kasus aktif di Indonesia terus mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kesembuhan lebih tinggi jumlahnya daripada kasus positif baru.

Kondisi menggembirakan tersebut bertahan hingga 22 April 2021. Bahkan selama sepekan sampai tanggal 22 April 2021, ada penurunan kasus aktif sebanyak 6.841. Hal itu berkontribusi terhadap penurunan persentase kasus aktif nasional.

"Ini capaian yang sangat baik, dan menunjukkan perbaikan kondisi COVID-19 di Indonesia," kata Wiku.

Namun, ia mengingatkan, capaian positif tersebut seharusnya tidak membuat semua pihak terlena dan mengendurkan kewaspadaan.

Sebab, selain ada perkembangan mengkawatirkan pada periode 23 April-1 Mei 2021, tidak lama lagi masyarakat Indonesia akan menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Oleh sebab itu, pemerintah juga telah meningkatkan kewaspadaan dengan memberlakukan aturan larangan mudik Lebaran 2021, yakni selama tanggal 6-17 Mei mendatang.

Apabila penularan Covid-19 di Indonesia kembali tinggi maka jumlah kasus positif dan kasus aktif pun akan kembali meningkat. Di sisi lain, Wiku mengingatkan, penularan Covid-19 di masyarakat bisa berlangsung lebih cepat daripada proses penyembuhan pasien yang positif corona.

Faktor lain yang perlu menjadi perhatian sema pihak adalah menyebarnya sejumlah varian baru virus corona dari luar negeri ke beberapa daerah di Indonesia.

Mengutip siaran resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setidaknya sudah ditemukan 3 varian baru virus Covid-19 yang menyebar di Indonesia. Ketiganya ialah B117, B1351, dan B1617.

Jubir vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19.

Di antara faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus di negara-negara itu adalah mobilitas pergerakan masyarakat yang meningkat dan adanya penyebaran tiga varian baru virus itu.

B117 merupakan varian baru virus corona asal Inggris yang sudah terbukti menular dengan cepat ke banyak negara. Demikian pula varian B1351 asal Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda dari India B1617.

"Varian B117 diketahui memiliki tingkat penularan lebih tinggi sekitar 36-75% dibandingkan jenis virus [corona] yang beredar sebelumnya,'' kata Nadia di konferensi pers, Selasa (4/5/2021).

Berdasarkan data Kemenkes sampai 30 April 2021, sebaran varian baru corona telah ditemukan di sejumlah daerah, dengan perincian berikut:

  • Varian B 1617 di Kepulauan Riau (1 kasus) dan DKI Jakarta (1 kasus)
  • Varian B117 di Sumatera Utara (2 kasus), Sumatera Selatan (1 kasus), Banten (1 kasus), Jawa Barat (5 kasus), Jawa Timur (1 kasus), Bali (1 kasus), Kalimantan Timur (1 kasus)
  • Varian B1351 ditemukan di Bali (1 kasus).

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH