Menuju konten utama

Alasan Mengapa Liverpool Semestinya Tak Remehkan FC Porto

FC Porto punya pertahanan solid dan formasi yang berpotensi merusak kinerja para fullback The Reds.

Alasan Mengapa Liverpool Semestinya Tak Remehkan FC Porto
Liverpool Roberto Firmino, kiri, bersaing untuk bola dengan Felipe Porto selama babak 16 Liga Champions, leg kedua, pertandingan sepak bola antara Liverpool dan FC Porto di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Selasa 6 Maret 2018. Dave Thompson / AP

tirto.id - Liverpool akan menjamu FC Porto dalam leg pertama perempat final Liga Champions di Stadion Anfield, Rabu (10/4/2019) dini hari waktu Indonesia. Pelatih The Reds, Jurgen Klopp menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain lepas.

"Kami sedang dalam kondisi bagus. Mungkin bisa lebih baik, tapi ini tetap menyenangkan. Kami masih punya peluang meraih gelar Liga Inggris dan juga Liga Champions," ujar Klopp kepada The Guardian.

Di atas kertas Liverpool punya kans besar buat menang. Musim lalu, kedua kesebelasan sempat bertemu pada fase knockout dan berakhir dengan agregat 5-0 untuk Mohamed Salah dan kawan-kawan.

Namun, ada nuansa unik dari pertemuan kala itu. Sempat menang 0-5 dalam duel leg pertama di Estadio Do Dragao, pada leg kedua The Reds malah ditahan Porto 0-0 di Anfield.

Lini Belakang Mematikan

Banyak faktor yang patut diwaspadai Liverpool untuk mengantisipasi terjadinya skenario serupa. Salah satunya adalah kualitas lini belakang FC Porto.

Saat Liverpool menang 5-0 di Portugal, kiper veteran Iker Casillas tidak dimainkan. Kemudian di leg kedua, saat Casillas diberi kesempatan tampil, The Reds terbukti mengalami kebuntuan. Sepanjang 90 menit, Casillas bahkan mampu membuat total lima penyelamatan gemilang.

Musim ini, Casillas datang dengan rapor lebih mentereng. Dia telah mencatatkan total 17 cleansheet walau kompetisi masih menyisakan laga yang tidak sedikit. Artinya, si penjaga gawang bakal punya ambisi lebih untuk melampaui catatan 18 cleansheet-nya musim lalu.

Secara terbuka, Casillas sudah mengultimatum Liverpool untuk tak meremehkan tim tamu.

"Kami percaya bahwa kami bisa lolos ke babak selanjutnya. Tidak ada kemungkinan pikiran lain, ini bukan soal pertemuan klub besar dan kecil," ujarnya.

Peringatan Casillas tidak lepas dari penilaiannya terhadap potensi rekan setimnya sendiri. Selain itu, pada laga nanti para penyerang Liverpool akan kembali berhadapan dengan bek sekaligus palang pintu andalan Porto, Felipe.

Sebagai catatan, pada pertemuan di Anfield musim lalu, Felipe adalah man of the match (pemain terbaik) versi Whoscored. Ia tercatat mampu menghalau dua umpan silang berbahaya dan melakukan empat tekel sukses kepada pemain Liverpool.

Lini belakang FC Porto saat ini juga dihuni sosok berbahaya macam Eder Militao dan Alex Telles. Jurnalis The Times, Paul Joyce meyakini keberadaan dua pemain ini bisa menjadi ancaman berbahaya, apalagi ada indikasi Militao yang lebih dikenal sebagai bek tengah bakal digeser ke kanan. Pergeseran tersebut bisa menghambat peran Sadio Mane yang sejauh ini merupakan jantung serangan Liverpool

"Memiliki kemampuan duel udara dan berposisi sebagai bek tengah, Militao kemungkinan akan digeser ke kanan dan berduel dengan Sadio Mane," tulis Joyce.

Sementara Alex Telles menawarkan versatilitas yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dia berposisi sebagai bek kiri, tapi juga piawai membantu serangan dan punya kecepatan di atas rata-rata. Akibat performa impresif sepanjang musim, Telles kini tercatat sebagai pencetak asisst terbanyak kedua di FC Porto.

Selain kontribusi untuk serangan, kecepatan Telles berpeluang menyulitkan pergerakan Mohamed Salah yang diprediksi beroperasi di sektor kiri pertahanan Porto.

Potensi Taktik Porto

Namun, FC Porto tidak hanya akan bergantung pada pemain belakang. Jika mengacu pada perkiraan Whoscored, mereka hampir pasti akan mengandalkan skema 4-4-2 atau 4-4-1-1, dan ini bukan pertanda bagus bagi Liverpool. Skema tersebut bisa merusak alur serangan Liverpool yang dalam beberapa pertandingan terakhir sangat bergantung pada fullback mereka.

Skema 4-4-2 Porto memungkinkan dua penyerang mereka melakukan pressing sesigap mungkin kepada fullback tuan rumah. Kapasitas ini telah teruji di Liga Portugal dan kerap membuahkan hasil positif bagi Porto.

Analis sepakbola dari ESDF, Michele Tossani mengamininya. "Porto selalu memulai tekanan dari depan, di mana dua penyerangnya menutup ruang umpan para fullback. Unsur utama dari formasi Porto adalah mencegah lawan membangun serangan dari belakang," tulis Tossani.

Tujuan dari pressing Porto adalah memaksa kiper lawan melepaskan umpan panjang ke lini tengah, sehingga pemain mereka bisa melakukan intersep.

Saat melawan Manchester City di fase grup Liga Champions musim ini, trik Porto tidak berjalan mulus karena The Cityzens punya kiper sekelas Ederson yang lihai membangun serangan dengan umpan-umpannya. Masalahnya, Liverpool tak punya Ederson. Kiper The Reds, Alisson Becker memang tak diragukan kemampuannya dalam menahan serangan. Namun soal mengirimkan umpan, akurasi tendangan dan visi Alisson tak sebagus Ederson.

Selain pressing dan marking berbahaya, 4-4-2 Porto menjanjikan potensi serangan balik mematikan karena disokong para pemain yang punya kemampuan melakukan transisi dengan baik. Ujung dari serangan balik ini kemudian sangat bergantung pada sosok Moussa Marega yang bakal jadi striker andalan tim tamu.

Marega akan jadi ancaman besar bagi bek andalan Liverpool, Virgil van Dijk. Apalagi, dalam enam pertandingan terakhir Liga Champions, Marega tidak pernah absen mencetak gol. Musim ini dia telah mengemas enam gol dari tujuh penampilan.

Gelandang Harus Visioner

Kemungkinan-kemungkinan di atas membuat barisan gelandang Liverpool ikut dituntut bisa membangun serangan ke kotak penalti langsung. Artinya, lini tengah yang kemungkinan diisi Henderson, Fabinho, dan Wijnaldum itu harus bisa menemukan celah untuk memompa bola ke arah para penyerang.

Mereka tidak boleh lagi terlalu bergantung dan menunggu fullback mencari ruang seperti saat melawan Southampton di Liga Inggris pekan lalu. Lebih-lebih di pertandingan nanti, bek kiri Liverpool Andrew Robertson bakal absen dan digantikan James Milner.

Jika berkaca dari kekalahan terakhir FC Porto di Liga Champions, tepatnya saat bertandang ke markas AS Roma pada 16 besar, salah satu kunci mengalahkan wakil Portugal tersebut adalah mencetak gol lebih awal. Ini pula yang harus diperjuangkan pemain Liverpool.

Jurgen Klopp tampaknya sudah menyadari hal itu. Ia juga sadar, untuk melakukannya hal itu tidak akan mudah.

"Porto, saya rasa akan tampil bagus sejak awal. Saya rasa akan jadi pertandingan yang tidak mudah, tapi kami tidak sabar untuk menghadapinya," pungkas Klopp.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan