tirto.id - COVID-19 bisa menginfeksi siapapun termasuk anak-anak, balita bahkan bayi. Guna mencegah agar anak dan balita tidak terinfeksi COVID-19, Koordinator Poksi Kesehatan Balita dan Anak Usia Prasekolah, Kementerian Kesehatan, dr. Ni Made Diah mengimbau agar meraka, khususnya yang berusia di bawah lima tahun tidak keluar rumah di masa penyesuaian yang berlangsung hingga 2 Agustus mendatang.
"Di Juli ada masa-masa libur, mohon sekali anak-anak tidak diajak ke pasar, tempat umum apalagi rekreasi," kata dia melansir Antara.
Ni Made mengatakan, balita terkonfirmasi positif COVID-19 selama pandemi memang hanya sekitar 2,9 persen dari keseluruhan kasus, namun tetap saja risiko kematian mereka cukup besar bila terpapar penyakit akibat infeksi virus SARS-CoV-2 itu.
"Memang, balita terkonfirmasi kurang lebih 2,9 persen dari seluruh kasus, tetapi kalau sampai dia positif, itu risiko kematiannya juga cukup besar. Jadi mohon lindungi balita kita, jangan sampai tertular," tutur dia.
Di sisi lain, balita di Indonesia juga masih dihantui kondisi kesehatan lain yang tak bisa disepelekan. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sekitar 29,5 persen bayi lahir dalam kondisi prematur. Lalu, 7,1 persen bayi dengan berat lahir rendah dan 10 persen bayi terkena diare lalu 2,1 persen mengalami pneumonia.
Balita juga menghadapi masalah gizi yakni 16,29 persen dari mereka gizinya kurang, kemudian 27,67 persen mengalami pendek atau berpotensi untuk stunting dan sebanyak 7,44 persen dalam kondisi kurus atau berat badan kurang berdasarkan usianya.
"Kondisi-kondisi ini akan memudahkan balita terkena infeksi. Ini menambah risiko dari kondisi bayi-bayi kita sehingga perlu kita selamatkan, dan yang tidak mengalami risiko ini kita perlu tetap jaga kesehatannya," demikian kata Ni Made.
Editor: Iswara N Raditya