tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan alasannya mengunjungi negara-negara Timur Tengah di awal-awal kepemimpinannya. Menurutnya, kunjungan itu sebagai terobosan terbaru karena selama ini mitra Indonesia hanya berfokus pada sejumlah negara barat saja.
“Oleh sebab itu, setelah pelantikan di akhir 2014 yang lalu saya pergi ke negara-negara Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Qatar. Untuk apa? Keseimbangan dalam posisi ketidakpastian seperti ini sangat diperlukan sekali,” kata Jokowi, seperti dikutip dari laman resmi Setkab.go.id.
Ia mengatakan bahwa hal itu juga berhasil membuat hubungan baik Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, bukan hanya hubungan secara kenegaraan namun juga hubungan secara pribadi.
“Waktu saya pergi ke Arab Saudi saya kaget saat itu Raja Salman menjemput saya di depan pintu pesawat. Hal yang tidak lazim sebetulnya tapi juga resiprokal. Begitu beliau saya undang, datang ke Jakarta sama saya jemput beliau di depan pesawat juga,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengaku mendapat perlakukan serupa saat menjalin kerja sama di bidang ekonomi dan investasi dengan negara-negara Timur Tengah lainnya.
“Saat saya berkunjung ke Uni Emirat Arab, saya juga kaget dijemput di depan pintu pesawat oleh Syeikh Muhammad langsung. Disetiri sendiri, saya digeret masuk ke mobil. Langsung dibawa pergi begitu saja. Paspampres di belakang pontang-panting mengikuti kita karena itu di luar skenario yang tidak biasa dikerjakan oleh kepala pemerintahan negara lain,” tuturnya.
Jokowi meyakini bahwa pendekatan seperti itu penting diterapkan dengan negara lain, sehingga bisa mendatangkan investasi yang cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
“Saya tanya kepada beliau, kenapa tidak investasi di Indonesia? Kenapa selalu investasi di barat atau di Amerika? Beliau menyampaikan, bagaimana saya bisa investasi di Indonesia kalau saya tidak tahu mengenai investasi apa yang menguntungkan di Indonesia karena saya tidak pernah bertemu menteri ataupun pemerintah Indonesia,” ujar Presiden.
Di sisi lain,Jokowi juga menyampaikan masalah lain yang dihadapi Indonesia adalah kesalahan distribusi aset yang hanya dinikmati pihak tertentu.
“Oleh sebab itu, pada awal tahun ini kita telah mulai membagikan konsesi-konsesi selama 35 tahun kepada rakyat baik untuk pribadi, koperasi, pondok pesantren yang kita harapkan ini nantinya akan menumbuhkan ekonomi dalam skala besar tetapi di pihak rakyat,” kata Presiden.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto