tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo optimistis perekonomian nasional akan mengalami penguatan pada 2018. Ia mengklaim data soal kinerja ekonomi nasional selama tahun ini mendukung optimisme itu
Agus mencontohkan optimisme konsumen terus meningkat secara konsisten dari kuartal I hingga III tahun 2017. Survei Konsumen BI mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2017 sebesar 123,8. Angka itu lebih tinggi dari indeks pada Agustus 2017, yakni 121,9. Peningkatan optimisme konsumen itu terutama didorong oleh tingginya ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha.
Sejalan dengan meningkatnya optimisme konsumen, Survei BI juga mencatat rasio pengeluaran untuk konsumsi meningkat. Hasil survei menunjukkan rata-rata rasio pengeluaran konsumsi masyarakat pada September 2017 sebesar 66,4 persen, atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 63,8 persen.
Menurut Agus, peningkatan konsisten optimisme konsumen ini juga diikuti dengan pertumbuhan ekonomi selama 2017, yang mencatat situasi saat ini lebih baik ketimbang sebelumnya.
"Meski pada kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tercatat 5,06 persen, ini meningkat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,01 persen," kata Agus di kantor BI Jakarta pada Jumat (8/12/2017).
Agus menambahkan situasi tersebut juga didukung oleh perbaikan di investasi, baik di sektor pembangunan maupun non-pembangunan. Selain itu, kinerja ekspor juga mengalami peningkatan.
"Saya lihat itu semua konsisten karena perkembangan dari kuartal 1, 2, dan 3 terlihat bahwa semua menunjukan arah kepada pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Agus.
Optimisme Agus terhadap perkembangan ekonomi nasional pada tahun depan juga dipengaruhi oleh data inflasi yang membaik. Misalnya, inflasi pada November 2017 ialah 0,2 persen, atau membaik secara tahun ke tahun (year on year/yoy), sebesar 3,2 persen. Sementara, pada pekan pertama Desember 2017, inflasi ada di kisaran 0,41 persen dan secara YoY membaik sebesar 3,29 persen.
"Itu memberikan pesan yang confirm baik dan membawa confident ekonomi kepada Indonesia. Padahal, kita lihat perkembangan di dunia kan masih ada unsur-unsur ketidakpastian," ujarnya.
Agus mencontohkan unsur ketidakpastian itu seperti situasi di Amerika Serikat terkait dengan risiko kongres gagal menyepakati anggaran yang diperlukan untuk operasional pemerintahan negara itu. Namun, menurutnya kondisi di AS itu tidak semakin berlarut-larut.
Lalu, terkait British Exit (Brexit) juga masih berkontribusi memberikan ketidakpastian ekonomi di negara-negara bagian Eropa. "Secara umum dampaknya kepada Indonesia tidak signifikan, Indonesia tetap terjaga," kata Agus.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom