Menuju konten utama

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Cukup Tinggi, Status Masih Waspada

Merapi belum meletus lagi setelah letusan terakhir pada 24 Mei 2018 pukul 10.48 WIB.

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Cukup Tinggi, Status Masih Waspada
Gunung Merapi mengeluarkan asap terlihat di Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (25/5/2018). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan status Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah masih di Level II (Waspada) pada Kamis (31/5/2018).

"Berdasarkan manifestasi pelepasan gas di permukaan yang ditunjukkan oleh data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik masih cukup tinggi sehingga tingkat aktivitas masih ditetapkan pada Waspada," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida di Yogyakarta, Kamis (31/5/2018).

Gunung Merapi kembali mengeluarkan letusan freatik pada 11 Mei 2018. Letusan ini merupakan yang pertama dalam empat tahun sejak terakhir terjadi pada 20 April 2014. Letusan pada 11 Mei diiringi dengan aktivitas letusan berikutnya sebanyak 8 kali.

Semenjak itu, BPPTKG terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Merapi, terlebih setelah statusnya dinaikkan dari Normal (Level I) ke Waspada (Level II). Status Merapi dinaikkan pada Senin (21/5/2018), setelah mengalami tiga letusan freatik pada hari yang sama.

Berdasarkan keterangan pers BPPTKG, hingga hari ini Merapi belum meletus lagi setelah letusan pada 24 Mei 2018 pukul 10.48 WIB. Letusan tersebut berdurasi 2 menit dengan amplitudo maksimal 44 mm dan tinggi kolom letusan mencapai 1.500 meter ke arah barat.

Setelah letusan pada 24 Mei itu, aktivitas kegempaan vulkanik terjadi satu kali per hari, hembusan 3 kali per hari, gempa multiphase (gempa yang mencerminkan pergerakan fluida) dua kali dalam sehari, guguran batuan 7 kali sehari, dan gempa tektonik satu kali sehari.

"Dilihat dari segi seismik yang digambarkan oleh data RSAM [Real Time Seismic Amplitude Measurement] secara kumulatif tidak ada peningkatan," ujar Hanik.

Sementara, pengukuran deformasi dengan tiltmeter dan GPS menunjukkan deflasi pada periode 21-24 Mei 2018, namun tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Untuk pengukuran gas SO2 (sulfur dioksida) dengan metode DOAS (Differential Optic Absorption Spectrometry) dari tanggal 21-30 Mei 2018, relatif tidak ada peningkatan sejak letusan terakhir, yaitu 90 ton/hari.

"Aktivitas vulkanik saat ini didominasi oleh aktivitas pelepasan gas yang ditunjukkan oleh kegempaan multiphase, guguran, dan hembusan yang cukup tinggi," pungkas Hanik.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra