tirto.id - Sejumlah aktivis dari berbagai komunitas di Kota Semarang, Jawa Tengah, mendirikan tenda perjuangan sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang.
Aktivis gabungan tersebut berasal dari YLBHI-LBH Semarang, LRC-KJHAM, PERMAHI-Semarang, LBH APIK, Komunitas Payung, Satjipto Rahardjo Institute, Fiat-Justitia, Rumah Perjuangan Unnes, dan Rumah Buku Simpul Semarang.
Koordinator aksi, Prihantoko mengatakan bahwa pendirian tenda perjuangan ini dalam rangka mendukung aksi yang tengah dilakukan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) dan membangun simpul-simpul perjuangan di daerah.
"Kami dari Gerakan Masyarakat Peduli Kendeng akan mengadakan aksi solidaritas berupa pendirian tenda perjuangan," katanya pada Selasa (2/8/2016).
Tenda berukuran kecil berbahan terpal sebagai bentuk protes pembangunan pabrik PT Semen Indonesia itu didirikan di tepi Jalan Pahlawan Semarang dan digunakan berteduh oleh para aktivis gabungan.
Menurut dia, tenda perjuangan ini ditargetkan akan tetap berdiri hingga Presiden Joko Widodo bersedia untuk menemui massa JMPPK serta memberikan solusi terbaik.
Permintaan tersebut juga didasari pada janji Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk mempertemukan massa JMPPK dengan Presiden saat aksi penyemenan kaki Sembilan Kartini Kendeng pada 13 April 2016.
"Kami juga menuntut amdal pabrik semen dan menuntut Gubernur Jawa Tengah mencabut izin usaha PT Semen Indonesia di Rembang karena merusak lingkungan," ujar Prihantoko.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto