tirto.id - Aksi unjuk rasa damai “Bersih 5.0” di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu, (19/11/2016), dihadiri oleh ribuan massa.
Beberapa titik yang menjadi pusat pengumpulan massa antara lain Jalan Bangsar, Jalan TAR, Jalan Masjid Negara dan Jalan Masjid Jamek. Sementara itu, Dataran Merdeka yang menjadi titik sentral pengunjuk rasa sudah ditutup polisi sehingga mereka berkumpul di depan LRT Masjid Jamek dan OCBC Bank.
Tujuan aksi “Bersih 5.0” ini, menurut sejumlah pengunjuk rasa, adalah menuntut beberapa hal : bersih pilihan raya bersih, kerajaan bersih, selamatkan ekonomi dan hak membantah.
Unjuk rasa juga diikuti anak mantan Perdana Menteri Mahathir Muhammad Marina Mahathir. Dia sempat memberikan orasi di Jalan Bangsar. Selain itu Presiden ABIM, Mohammad Raimi Abdul Rahim Nampak juga partai oposisi DAP dan Orang Asli Kelantan. Kelompok yang dipimpin Mustafa Ong mengusung isu mempertahankan hak tanah adat orang asli.
Sedangkan massa baju merah juga bergerak dari sejumlah titik seperti dari Putra World Trade Center (PWTC). Lokasi ini berdekatan dengan sekretariat UMNO.
Massa baju merah mengenakan kaos bertuliskan pertahankan demokrasi berpelembagaan dan selamatkan Malaysia.
Sejumlah perkantoran dan pusat perdagangan yang dilalui pengunjuk rasa memilih tutup demikian pula apartemen dan kondominium diperketat penjagaannya.
Sejumlah polisi Diraja Malaysia (PDRM) nampak bersiaga di Sunway Putra Mall di Jalan Putra dan Stasiun LRT Masjid Jamek.
Unjuk rasa tersebut mengakibatkan sejumlah angkutan umum seperti bus dan taksi berhenti beroperasi namun angkutan kereta api seperti LRT dan Kereta Komuter masih beroperasi.
"Saya biasa kerja naik LRT dari Stasiun Damai ke Stasiun Pasar Seni naik LRT. Namun karena tidak ada bus saya berhenti di Stasiun Masjid Jamek," ujar TKI asal Bangkalan, Nasir.
Dia berharap unjuk rasa berlangsung damai dan aman.
Mobil polisi, ambulans, dan tim medis siaga di lokasi-lokasi tersebut sedangkan sejumlah pedagang menjajakan asesoris bersih seperti kaos dan ikat kepala.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra