tirto.id - Tiga mobil bak terbuka dengan pengeras suara menerobos massa yang berkumpul di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Dalam mobil tersebut ada sekumpulan orator yang menggemakan suara berisi dukungannya terhadap Calon Presiden nomor urut 2.
Orator menggemakan yel-yel serta salawat nabi. Seketika massa yang siang ini berada di lokasi langsung bersemangat menyerukan yel yel.
Massa yang tadinya hanya ratusan pada siang hari, terus bertambah menjadi ribuan orang menjelang sore hari.
Para pendukung semakin kuat berseru soal tuntutannya yaitu turunkan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai presiden terpilih hasil quick qount hasil rekapitulasi suara KPU yang diumumkan pada dini hari 21 Mei 2019.
"Turunkan Jokowi!!!" seru pendemo yang ada di kawasan MH Thamrin, Rabu (22/5/2019).
Orator juga menuntut untuk menolak hasil rekapitulasi karena adanya kecurigaan kecurangan yang dilakukan dalam pemilu presiden di tahun 2019 pada April lalu.
"Hari ini kematian saudara kita tidak akan sia-sia. Apapun risikonya kita harus hadapi. Ingat saudara-saudara ini negeri yang diperjuangkan oleh umat Islam," kata orator yang disambut salawat oleh para pendemo di MH Thamrin, sore ini.
Kericuhan saat aksi 22 Mei bermula sejak Selasa (21/5/2019) sekitar pukul 22.45 WIB. Bentrok sempat terjadi antara massa dan aparat kepolisian mengakibatkan enam orang tewas dan ratusan orang terluka.
Polisi sempat menangkap sekitar 20 orang yang diduga provokator. Polda Metro Jaya mengirimkan tambahan dua kompi polisi ke Jalan KS Tubun, Petamburan.
Setelah tiba di lokasi, aparat lantas bergerak serempak menuju arah Jalan Petamburan 5, sekitar markas FPI.
"Jalan ke arah dekat massa," ujar salah seorang aparat, Rabu (22/5/2019) pagi.
Sejumlah kantor yang berada di sekitar Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat diliburkan pada Rabu (22/5/2019).
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno