Menuju konten utama

Akses Internet Meningkat, Keamanan Siber Lemah

Penetrasi internet di Indonesia terus meningkat. Sayangnya, masalah keamanan tidak menyertai perkembangan internet yang pesat itu.

Akses Internet Meningkat, Keamanan Siber Lemah
Header Periksa Data Keamanan Siber. tirto.id/Rangga

tirto.id - The International Telecommunications Union (ITU) merilis laporan tahunan Measuring the Information Society Report 2017. Laporan tersebut dapat digunakan oleh pemerintah, operator, agensi, peneliti, dan pihak berkepentingan lainnya untuk mengukur kesenjangan digital dan membandingkan kinerja teknologi informasi dan komunikasi antarnegara.

Studi tersebut juga menaruh perhatian pada pasar teknologi dan informasi, perkembangan infrastruktur, kebijakan dan inisiatif pemerintah dalam memperbaiki/meningkatkan akses dan penggunaan teknologi informasi bagi individu. Dalam pengukurannya, ICT Development Index (IDI) ini mencakup tiga sub-indeks, yaitu akses (access), penggunaan (use), dan keterampilan (skills).

Pada 2017, Islandia menempati peringkat pertama dengan nilai indeks 8,98, mematahkan posisi Korea Selatan yang sebelumnya berada pada peringkat teratas selama 2 tahun berturut-turut. Korea Selatan pada 2017 memperoleh nilai 8,85, meningkat dari 8,80 pada tahun sebelumnya.

Islandia bisa menggeser posisi Korea Selatan karena adanya peningkatan yang cukup besar dalam indikator pelanggan mobile-broadband. Pada 2016, Islandia mendapatkan nilai 0,93 dan meningkat menjadi 1,00 pada 2017. Hal ini menunjukkan bahwa akses masyarakat kepada jaringan internet semakin tinggi. Peningkatan indikator ini juga didukung oleh tingginya proporsi rumah tangga dengan komputer yang mencapai 98,5 persen di Islandia. Di Korea Selatan, proporsinya hanya 75,3 persen.

Infografik Periksa Data Keamanan Siber

Indonesia sendiri berada pada peringkat 111 dengan nilai indeks 4,33 atau naik sebesar 0,48 poin dari tahun sebelumnya yang menempati peringkat 114. Secara umum, seluruh sub indeks dalam penilaian ini memperlihatkan peningkatan. Sub indeks yang meningkat signifikan adalah "use", yaitu indikator yang melihat pengguna internet, dari 2,22 di 2016 menjadi 3,19. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan relatif besar pengguna internet di Indonesia. Data ITU menunjukkan pada 2015, 21,98 persen masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari 5 tahun telah menggunakan internet. Angkanya meningkat menjadi 25,37 persen pada 2016.

Infografik Periksa Data Keamanan Siber

Bila ditelisik lebih jauh, pada indikator di sub-indeks akses diketahui sebesar 149,13 per 100 penduduk berlangganan telepon mobile-cellular dan 19,14 persen rumah tangga memiliki komputer. Selain itu, 47,22 persen rumah tangga memiliki akses internet. Pada sub-indeks penggunaan, sebanyak 25,37 persen orang menggunakan internet dan 67,30 per 100 penduduk aktif berlangganan mobile-broadband. Terlihat ada peningkatan jumlah pengguna internet, orang yang aktif berlangganan mobile-broadband, dan proporsi rumah tangga yang memiliki akses internet.

Dari data tersebut, peningkatan paling signifikan ada pada indikator active mobile-broadband subscription. Pada indikator yang menggambarkan proporsi pelanggan/pengguna aktif mobile-broadband, terlihat nilai yang meningkat dari 0,42 menjadi 0,67 di 2017. Selain itu, indikator yang meningkat cukup tinggi lainnya adalah households with internet.

Infografik Periksa Data Keamanan Siber

Indikator households with internet ini menggambarkan proporsi rumah tangga yang telah memiliki akses internet di Indonesia. Pada 2016, nilai indikator ini sebesar 0,38 dan meningkat menjadi 0,47 di 2017. Peningkatan di kedua indikator menunjukkan adanya pemanfaatan internet yang semakin banyak dan menempatkan internet dan siber sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, meski dari segi pengguna proporsinya bertambah, sayangnya keamanan siber belum terpikirkan dan dipersiapkan dengan baik.

Seperti yang terlihat dari data Kasperksy dalam laporan Kaspersky Cybersecurity Index yang memperlihatkan bahwa keamanan siber Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tingkat bahaya pengguna yang saat ini terpapar secara online. Soal peringkat, pada semester 1 2017, di tingkat Asia dan Pasifik, Indonesia menempati peringkat 19. Sedangkan, negara ASEAN lainnya , seperti Singapura (6), Brunei Darussalam (8), Malaysia (9), Thailand (10), Filipina (15) maupun Vietnam (17) menempati posisi yang lebih baik daripada Indonesia.

Ketertinggalan Indonesia ini, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kepedulian orang terhadap keamanan siber. Data Kaspersky menunjukkan sebanyak 83 persen masyarakat Indonesia tidak peduli dan tidak percaya bahwa mereka bisa menjadi target kejahatan siber. Padahal 47 persen orang telah mengalami beragam ancaman siber, 32 persen orang terserang virus atau serangan malware, dan 15 persen orang pernah diretas akun onlinenya.

Infografik Periksa Data Keamanan Siber

Ancaman dan serangan siber ini pun juga merugikan secara finansial. Rata-rata biaya harus ditanggung pengguna internet di Indonesia untuk mengurangi/mencegah infeksi malware adalah 51 dolar. Selain itu, rata-rata besaran kehilangan uang akibat penipuan finansial melalui online mencapai 111 dolar.

Meskipun peringkat Indonesia pada ICT Development Index meningkat, tetapi kenaikan tersebut tidak signifikan. Selain itu Indonesia juga rentan terkena serangan siber yang disebabkan oleh rendahnya keamanan siber. Mengingat lebih dari 90 persen orang Indonesia aktif berkegiatan online –untuk membaca berita, belanja online, mengunduh perangkat lunak/aplikasi, menonton film, dan menggunakan e-mail di perangkat personalnya– perlu upaya lebih agar masyarakat bisa memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi-komunikasi dan tetap merasa aman.

Selain keamanan, penting untuk memperbaiki kualitas literasi baca dan literasi informasi pengguna siber. Perbaikan ini tentu bukan hanya kerja pemerintah, tetapi juga para pakar dalam bidang terkait, profesional di media, dan masyarakat yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi digital.

Keamanan siber ini menjadi hal pokok, sebab dunia ini sudah begitu lekat dengan hidup manusia. Bila tidak ditanggapi serius, tak heran jika Indonesia akan mudah terkena serangan siber.

Baca juga artikel terkait INTERNET atau tulisan lainnya dari Scholastica Gerintya

tirto.id - Teknologi
Reporter: Scholastica Gerintya
Penulis: Scholastica Gerintya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti