tirto.id - Pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan sebesar Rp600 ribu kembali mundur dari jadwal yang telah ditentukan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut pencairan bantuan tersebut disalurkan sebelum perayaan Lebaran 1445 Hijriah.
Penyaluran BLT Mitigasi Risiko Pangan mundur dua kali. Pertama dijanjikan cair pada Februari 2024, lalu mundur menjadi sebelum Ramadhan. Kedua, kali ini, yakni mundur menjadi sebelum Lebaran.
“Sebelum Lebaran, jadi tunggu sidang isbat dulu,” ucap Airlangga dalam acara media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Sebelumnya, Airlangga mengatakan pencairan BLT senilai Rp600 ribu kepada 18,8 juta keluarga penerima manfaat merupakan sistem rapel mulai dari Januari, Februari, hingga Maret 2024.
Menurut dia, naiknya harga pangan dan kebutuhan pokok saat Ramadhan jadi alasan pemerintah menunda pencairan BLT mitigasi risiko pangan.
"Karena kan harga pangan memang relatif naik, makanya kita siapkan BLT tadi,” ucapnya saat ditemui awak media usai Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Airlangga juga menuturkan bahwa penyaluran BLT akan menggandeng PT Pos Indonesia sebagai penyalur resmi. Hal ini dilakukan lantaran biaya tarifnya akan lebih murah daripada melalui perbankan.
"Pertama lebih murah. Jadi kalau cost lewat PT Pos sebarkan itu ongkosnya Rp30 ribu, kalau melalui perbankan Rp60 ribu. Kenapa Rp60 ribu? Karena harus cetak kartu, harus ada pendampingan untuk ke ATM, sehingga lebih tinggi," ujarnya.
Anggaran untuk BLT Mitigasi Risiko Pangan telah ditetapkan Rp11,25 triliun melalui pagu anggaran bantuan sosial di Kementerian Sosial.Peruntukannya berbeda dengan BLT dan bantuan sosial beras El-Nino.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi