tirto.id - Penerbangan AirAsia tujuan Indonesia terpaksa kembali lagi ke Australia setelah pilot memberitahu bahwa adanya kemungkinan hilangnya tekanan udara dalam kabin, kata pihak bandara seperti dilansir BBC, Senin (16/10/2017).
Penerbangan dengan nomor QZ-535 yang terbang dari Australia menuju Pulau Bali, Indonesia itu harus berbalik arah setelah 25 menit lepas landas pada Minggu (15/10/2017) waktu setempat.
Pesawat berjenis Airbus A320 yang membawa 151 penumpang itu akhirnya berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Perth, Australia.
Pihak AirAsia menyampaikan bahwa penerbangan tersebut mengalami “masalah teknis” namun media di Australia menyebutkan bahwa pesawat tampaknya kehilangan ketinggian dari permukaan.
“Kami semua sempat saling mengucapkan selamat tinggal kepada satu sama lain. Itu benar-benar menjengkelkan,” kata seorang penumpang kepada media Nine Network setempat.
Sebuah video yang diambil dari dalam pesawat yang kemudian ditayangkan oleh media lokal menunjukkan bahwa masker oksigen tergantung di langit-langit pesawat dan salah satu penumpang berteriak: “penumpang turun, penumpang turun!”
Seorang penumpang lain bernama Claire Askew mengatakan pada Seven Network, seperti dikutip BBC, “kepanikan semakin terasa” akibat staf maskapai sedang menjerit dan terlihat menangis.
Dalam sebuah pernyataan, AirAsia mengatakan bahwa pihaknya “berkomitmen penuh” terhadap keselamatan penumpang. Hal tersebut tidak menjelaskan permasalahan ini.
“AirAsia meminta maaf kepada penumpang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” ungkap pihak AirAsia.
Pada bulan Juni lalu, penerbangan AirAsia X dalam perjalanan ke Bali juga terpaksa harus kembali ke Perth setelah mengalami masalah mesin dan membuatnya “bergetar seperti mesin cuci.”
Pada bulan Desember 2014, sebuah pesawat AirAsia berbenturan dengan Laut Jawa dan menewaskan 162 orang yang berada di dalam kabin pesawat setelah sistem kontrol kemudi pesawat tidak berfungsi selama penerbangan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari