Menuju konten utama

Ahok Tanggapi Hasil Survei Terbaru LSI

Ahok mengatakan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dapat dijadikan sinyal agar tim pemenangannya bekerja lebih keras.

Ahok Tanggapi Hasil Survei Terbaru LSI
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan) berfoto bersama usai diumumkan di Kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (20/9). Dalam kesempatan tersebut DPP PDI Perjuangan juga mengumumkan beberapa pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur serta bupati dari berbagai daerah yang akan bertarung dalam Pilkada Serentak 2017. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menyikapi hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Ahok mengatakan bahwa hal tersebut dapat dijadikan sinyal agar tim pemenangannya bekerja lebih keras.

"Artinya tim harus kerja keras. Bagus itu. Kan saya enggak perlu bayar lembaga survei cukup numpang saja," kata Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Hasil survei terbaru LSI yang dirilis Selasa (4/10/2016) menyebutkan bahwa dari tiga pasangan calon yang sudah mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta tidak ada satu pun yang memiliki tingkat elektabilitas 50 persen sehingga Pilgub DKI kemungkinan akan digelar dalam dua putaran.

Ketiga pasang yang dimaksud adalah Ahok-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Sjarot), Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Selain itu, peneliti senior LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan Ahok-Djarot memang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi namun hanya berada di angka 31,4 persen, hanya terpaut sekira 10 persen dari para pesaingnya, Anies-Sandiaga dengan 21,1 persen dan Agus-Sylviana dengan 19,3 persen, sedangkan 28,2 persen pemilih belum menentukan.

LSI juga mencatat terjadinya tren penurunan elektabilitas Ahok dalam kurun waktu Maret-Oktober 2016, yakni 59,3 persen (Maret 2016), 49,1 persen (Juli 2016), dan 31,4 (Oktober 2016).

Hal itu, masih menurut Adjie, disebabkan empat faktor yang salah satunya adalah kebijakan publik yang tidak disukai termasuk dalam urusan penggusuran sejumlah wilayah serta reklamasi Teluk Jakarta.

Ditanya soal hal tersebut, Ahok hanya menanggapi bahwa dirinya disumpah jabatan sebagai Gubernur DKI untuk merapihkan Jakarta yang salah satunya melalui penataan kawasan bantaran sungai termasuk jika itu harus menggusur masyarakat yang telah menempatinya.

"Saya kan sudah bilang, saya disumpah untuk ngerapihin Jakarta, kasih tahu deh caranya bagaimana sih kalau orang sudah mengurug sungai dari kedalaman 60 meter jadi 20 meter gara-gara bikin rumah? Caranya gimana? Ya pindahin mereka ke rusun kan. Kalau rusunnya tidak siap ya tidak jalan, kalau siap ya saya dorong," kata Ahok.

"Soal terpilih enggak terpilih itu nomor dua. Kalau saya cuma gara-gara mau terpilih, ya buat apa kamu pilih saya jadi gubernur tapi semua sungai tidak rapih," ujar Ahok menambahkan.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto