Menuju konten utama

Ahok Selidiki Masalah Antrean Truk Sampah

Antrean dari truk sampah di pembuangan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang mencapai 10 jam. Hal ini menimbulkan kecurigaan AHok terkait adanya pihak yang ingin supaya pengelolaan sampah kembali dilakukan oleh pihak swasta.

Ahok Selidiki Masalah Antrean Truk Sampah
Pekerja menurunkan sampah dari mobil truk sampah di area Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/6). ANTARA FOTO/Risky Andrianto.

tirto.id - Sejumlah sopir truk sampah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluhkan lamanya antrean pembuangan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang. Menanggapi itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, meminta Dinas Kebersihan DKI Jakarta segera selidiki masalah antrean truk sampah tersebut.

"Saya sudah minta supaya masalah itu diselidiki, diselesaikan. Kenapa antrian truknya bisa lama sekali, sampai 12 jam. Cari tahu siapa pihak yang harus bertanggung jawab," kata dia, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2016).

Pria yang lebih sering dipanggil Ahok itu mengungkapkan, "Saya curiga ada pihak-pihak yang ingin supaya pengelolaan sampah kembali dilakukan swasta, karena kami khan baru saja mengambil-alih pengelolaan Bantargebang dari swasta."

"Di satu sisi, masalah lamanya antrian truk sampah itu bisa membuktikan pengelolaan sampah belum berjalan baik. Padahal sebelumnya tidak pernah ada antrian. Kenapa antrian baru terjadi sekarang, ketika sudah kami ambil alih," katanya.

Hal ini tak lepas dari keluhan sejumlah sopir truk sampah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena lamanya antrean pembuangan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang yang mencapai 10 jam.

"Sekarang minimal antre di titik buang 10 jam, padahal dulu paling lama hanya empat jam," kata sopir truk asal Cengkareng, Ardi (44), di Bekasi.

Menurutnya, kondisi itu terjadi setelah pascapengambilalihan kewenangan pengelolaan dari swasta menjadi swakelola oleh Pemprov DKI sejak Juni 2016. Ia mengaku, dirinya harus menghabiskan waktu panjang untuk memproses pembuangan sampah ke TPST Bantargebang.

"Truk saya baru bisa keluar dari titik buang pada pukul 14.00 WIB, Padahal saya masuk ke TPST Bantargebang pada Sabtu (15/10/2016) malam sekitar pukul 22.00 WIB," katanya.

Lamanya antrean sampah, lanjutnya, diakibatkan pasokan bahan bakar untuk alat berat di zona pembuangan tidak maksimal. Setiap alat berat hanya mendapatkan jatah sekali pembelian berdasarkan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) pengeluaran.

"Kalau sudah habis, tidak bisa beli lagi solar. Bisa beli kalau sudah ganti tanggal. Kalau sudah tidak ada solar, otomatis alat berat tidak bisa beroperasi, antrean truk menjadi menumpuk," ujarnya.

Hal senada diungkapkan petugas truk sampah asal Tanjung Priok Jakarta Khoir (39). "Antreannya ada yang sampai 300 lebih truk mau buang sampah. Minimal sekarang 10 jam baru bisa buang," ujarnya.

Dia mengakui sangat memaklumi situasi itu mengingat DKI sampai saat ini masih dalam tahap transisi dari pengelola lama.

"Saya harap situasi ini harus jadi skala prioritas Pemprov DKI karena bisa berakibat buruk terhadap kondusivitas distribusi sampah dari Jakarta," katanya.

Baca juga artikel terkait SAMPAH atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora