tirto.id - Film A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga sedang dibandingkan oleh berbagai pihak. Pasalnya, tokoh yang diangkat dalam dua film tersebut berasal dari kubu politik yang berbeda. Bahkan, film ini juga mendapat respons dari sejumlah politikus.
A Man Called Ahok merupakan biopik dari kehidupan Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok. Film ini mengangkat bagaimana kisah dari segi kehidupan Ahok dalam keluarganya, hingga ia memutuskan untuk terjun ke politik.
Sementara film Hanum & Rangga diadaptasi dari kisah Hanum Salsabiela Rais yang merupakan anak dari Amien Rais. Ia mengisahkan tentang karir dan asmara yang dialami pasangan tersebut.
Ahok merupakan mantan Wakil Gubernur DKI yang berpasangan dengan Joko Widodo. Sementara Amien Rais justru dekat dengan Prabowo Subianto. Sebagaimana diketahui, Jokowi dan Prabowo akan kembali bertarung dalam Pilpres 2019 ini. Hal tersebutlah yang membuat kedua film ini kerap dibandingkan.
Menanggapi hal tersebut, kritikus film, Adrian Jonathan Pasaribu, justru melihat bahwa kedua film ini bukan karya yang patut dibandingkan karena secara konten tidak dapat diadu.
“Kalau dari perspektifku, aku melihat dimensi politik versus ini ya dibuat-buat saja,” ujarnya kepada Tirto pada Selasa (13/11/2018).
“Saya sebenarnya agak heran kenapa dua film ini diadu. Maksudnya, kedua film bicara tentang coming-of-age, skala personal pula,” jelas Adrian.
Berdasarkan data dari Film Indonesia pada sore ini (13/11/2018), tiket A Man Called Ahok terjual lebih banyak, yakni 587.747. Sementara film Hanum & Rangga terjual sebanyak 201.378.
Dalam perihal penjualan tiket ini, Adrian juga melihat bahwa hal tersebut bukan semata-mata diakibatkan dari kubu politik yang ada.
Faktornya cukup beragam. Film A Man Called Ahok memiliki strategi pemasaran yang lebih terukur dan tertata, mulai dari peluncuran teaser, trailer, hingga ke filmnya. Sedangkan film Hanum & Rangga justru sempat terganggu karena peluncuran filmnya dimajukan.
“Pertimbangkan juga film Hollywood. Setidaknya ada Bohemian Rhapsody, dan mungkin A Star is Born, yang menyerap penonton dalam jumlah besar,” ungkap Adrian menambahkan.
Selain itu, saat ini juga ada sejumlah film Indonesia lainnya yang sedang diputar, di antaranya ada Tiga Dara 2 dan Dear Nathan Hello Salma. Terdapat pula sejumlah film horor, yang menurut Adrian, biasanya lebih efektif dalam menyerap penonton. Seluruhnya punya basis penontonnya masing-masing.
“Terlalu sempit kalau melihatnya hanya film Hanum versi Ahok,” tutup Adrian.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Alexander Haryanto