tirto.id - Bagi sebagian orang, menghindari gluten bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan. Gluten, protein yang terdapat dalam gandum, sering kali menjadi pemicu masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang sensitif atau mengidap celiac. Oleh karena itu, tepung bebas gluten menjadi alternatif penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain untuk alasan kesehatan, tepung gluten free juga diminati oleh mereka yang sedang menjalani diet tertentu. Beragam jenis tepung ini dapat digunakan untuk membuat makanan lezat tanpa mengorbankan kualitas rasa.
Tepung bebas gluten bukan hanya sebatas tepung tapioka yang sudah banyak dikenal. Ada banyak pilihan lain yang bisa dijadikan alternatif, seperti tepung almond, tepung kelapa, dan tepung jagung. Dengan begitu, siapa pun dapat bereksperimen dengan berbagai jenis tepung sesuai kebutuhan dan preferensi.
9 Jenis Tepung Gluten Free yang Dapat Menjadi Alternatif
Gluten adalah protein alami yang terdapat dalam tepung terigu dan beberapa jenis tepung lainnya, seperti barley, gandum hitam, spelt, serta triticale, yaitu hasil persilangan antara gandum dan gandum hitam.
Lebih lanjut dalam situs Web MD, dijelaskan bahwa memiliki peran penting dalam proses pembuatan makanan panggang karena membantu adonan mengembang, mempertahankan bentuk, dan memberikan tekstur kenyal pada produk akhir.
Namun, bagi orang yang sensitif terhadap gluten, diperlukan alternatif lain yang aman untuk dikonsumsi. Lantas, tepung gluten free apa saja?
Ada banyak pilihan tepung gluten-free yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk tepung terigu. Dilansir dari situs Healthline dan Gluten Free Alchemist, berikut adalah beberapa pengganti tepung terigu gluten free.
1. Tepung singkong
Tepung singkong merupakan tepung non-gluten yang berasal dari akar singkong, sayuran umbi asal Amerika Selatan. Sebagian besar kandungan tepung singkong terdiri dari karbohidrat, termasuk pati resisten yang bermanfaat bagi pencernaan.Selain itu, tepung singkong lebih rendah kalori dibandingkan tepung almond atau tepung kelapa. Tepung ini memiliki rasa netral, mudah dicerna, dan teksturnya mirip dengan tepung serbaguna, sehingga cocok digunakan dalam berbagai resep.
2. Tepung kelapa
Tepung kelapa dibuat dari daging kelapa yang dikeringkan. Karena ini tepung ini memiliki rasa kelapa yang tidak terlalu kuat. Namun, tepung ini menyerap lebih banyak air dibandingkan tepung serbaguna atau tepung almond, sehingga perlu penyesuaian dalam resep.Tepung kelapa kaya akan serat dan asam laurat, jenis lemak jenuh yang dapat membantu tubuh menghasilkan energi dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Kandungan seratnya juga bermanfaat untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil tanpa menyebabkan lonjakan.
3. Tepung almond
Tepung bebas gluten ini terbuat dari kacang almond yang sudah direbus dan dikupas. Setiap cangkir tepung ini mengandung sekitar 90 kacang almond sehingga memberikan rasa kacang yang khas.Tepung almond kaya akan mineral seperti zat besi, magnesium, kalsium, kalium, tembaga, dan mangan, serta merupakan sumber vitamin E dan lemak tak jenuh tunggal yang baik. Meski begitu, kandungan lemaknya membuat kalori tepung ini lebih tinggi, yaitu sekitar 640 kalori per cangkir, atau 200 kalori lebih banyak dibandingkan tepung terigu.
4. Tepung jagung
Tepung jagung terbuat terbuat dari biji jagung utuh, termasuk dedak, bibit, dan endosperma, yang digiling sangat halus. Tepung ini sering digunakan untuk mengentalkan cairan dan bisa digunakan untuk membuat tortilla, roti, atau kerak pizza.Tepung jagung kaya akan serat dan mengandung karotenoid lutein dan zeaxanthin, yang bermanfaat bagi kesehatan mata. Selain itu, jagung juga mengandung vitamin B6, tiamin, mangan, magnesium, dan antioksidan selenium.
5. Tepung kentang
Tepung non-gluten ini, terbuat dari pati kentang yang dicuci dan dikeringkan. Tepung ini berbentuk bubuk putih halus dan mudah menyerap cairan. Rasanya netral dengan daya ikat yang baik.Karena teksturnya yang cukup berat, tepung ini perlu diseimbangkan dengan tepung pati ringan, seperti tepung jagung atau tapioka, untuk menghasilkan adonan yang lebih ideal.
Tepung kentang kaya akan karbohidrat dan sejumlah nutrisi lainnya seperti serat, vitamin B6, kalium, dan antioksidan.
6. Tepung sorgum
Tepung sorgum dibuat dari biji sorgum, sereal kuno yang telah dibudidayakan selama lebih dari 5.000 tahun. Tepung ini secara alami bebas gluten dan termasuk salah satu biji-bijian sereal terpopuler di dunia.Tepung ini kaya akan serat dan protein, yang dapat membantu mengontrol penyerapan gula dalam tubuh. Selain itu, sorgum juga mengandung zat besi dan antioksidan yang bermanfaat untuk melawan peradangan.
7. Tepung garut
Tepung garut terbuat dari pati yang diekstrak dari tanaman tropis Maranta arundinacea. Tepung ini mengandung kalium, vitamin B, dan zat besi yang baik untuk tubuh.Tepung serbaguna ini sering digunakan sebagai pengental atau dicampur dengan tepung lain, seperti almond, kelapa, atau tapioka, untuk membuat roti dan hidangan penutup. Jika digunakan sendiri, tepung garut memberikan tekstur yang renyah dan garing.
8. Tepung ubi jalar
Tepung ubi jalar memiliki rasa lembut dan tidak terlalu manis. Tepung ini cocok digunakan untuk membuat muffin, roti pipih, dan roti gulung, serta dapat dicampur dengan tepung bebas gluten lainnya untuk menghasilkan tekstur dan rasa yang seimbang.Tepung ini kaya akan vitamin A dan serat, sekaligus bebas lemak dan kolesterol. Dengan indeks glikemik yang rendah, tepung ubi jalar menjadi pilihan baik untuk membantu menjaga kestabilan kadar gula darah.
9. Tepung beras ketan
Tepung beras ketan adalah tepung bebas gluten yang terbuat dari varietas beras berbiji pendek. Setelah dimasak, tepung ini menjadi lengket, sehingga memiliki daya ikat yang baik dan cocok untuk membuat struktur makanan yang kuat. Tepung ini rendah lemak dan kaya karbohidrat.Dengan kandungan pati yang tinggi, tepung beras ketan sering digunakan sebagai bahan pengental dalam sup atau saus. Selain itu, tepung ini ideal untuk campuran tepung bebas gluten, karena membantu mempertahankan kelembapan pada pasta, roti, kue, atau kue kering, tanpa menambah tekstur kasar pada makanan.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno