Menuju konten utama

Ide 7 Tema Karnaval 17 Agustus yang Unik, Menarik dan Berkesan

Kumpulan tema karnaval 17 Agustus yang unik dan menarik untuk acara Agustusan.

Ide 7 Tema Karnaval 17 Agustus yang Unik, Menarik dan Berkesan
Ilustrasi karnaval 17 agustus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari Kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus menjadi momen yang banyak dinantikan masyarakat. Berbagai kegiatan, salah satunya karnaval kerap dilakukan untuk memeriahkan acara tersebut.

Karnaval biasa dilakukan oleh sekolah, instansi pemerintah, desa, hingga lembaga non pemerintahan untuk memeriahkan hari Kemerdekaan Indonesia.

Selain menggunakan kostum karnaval yang unik, seperti kostum pahlawan, baju adat, hingga pakaian dinas dari instansi tertentu, penggunaan tema juga penting supaya peserta karnaval lebih kompak.

Pasalnya, penggunaan tema karnaval akan mempermudah peserta untuk memilih kostum karnaval yang dipakai. Berikut ini adalah tema karnaval 17 Agustus yang unik dan menarik.

Tema Karnaval 17 Agustus dengan Pakaian Adat Nusantara

Tema Karnaval untuk 17 Agustus yang pertama adalah menggunakan pakaian adat Nusantara. Meskipun sudah sering digunakan, tetapi pakaian adat masih menjadi tema yang unik di setiap karnaval.

Oleh karena sering digunakan, karnaval dengan tema pakaian adat Nusantara dapat diperbarui dengan pernak-pernik yang lebih modern tanpa meninggalkan unsur dan nilai budaya dari setiap adat.

Tema Karnaval 17 Agustus Meniru Pahlawan Nasional

Tema Karnaval untuk memeriahkan 17 Agustus dengan cara yang unik dan menarik selanjutnya adalah menggunakan kostum pahlawan nasional, dan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan.

Peserta karnaval dapat cosplay meniru Presiden Soekarno, Bung Tomo, Jenderal Sudirman, atau tokoh pahlawan nasional lain yang ada di Indonesia.

Tema Karnaval 17 Agustus Serba Merah Putih

Selanjutnya, peserta karnaval juga bisa menggunakan atribut serba merah putih untuk memeriahkan 17 Agustus 2023. Pasalnya, warna merah dan putih menjadi simbol yang melambangkan keIndonesiaan karena terdiri dari 2 warna bendera.

Menggunakan atribut merah putih lebih mudah digunakan dibanding melakukan karnaval menggunakan atribut lainnya seperti pakaian adat atau kostum pahlawan nasional yang membutuhkan kerja lebih keras untuk mencari kostum bahkan membuatnya.

Tema Karnaval 17 Agustus menggunakan Pakaian Profesi

Tema Karnaval 17 Agustus yang unik dan menarik selanjutnya adalah menggunakan kostum profesi dari masing-masing peserta karnaval. Misalnya, peserta yang berprofesi sebagai guru menggunakan pakain dinas guru dan seterusnya.

Selain lebih mudah dilakukan karnaval menggunakan kostum profesi juga menggambarkan keberagaman profesi di Indonesia yang bersatu saat merayakan Kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus.

Tema Karnaval 17 Agustus Meniru Tokoh Superhero Nasional

Tema karnaval selanjutnya untuk memeriahkan acara 17 Agustus yang bisa dicoba adalah meniru tokoh Superhero Indonesia seperti Gatot Kaca, Si Buta dari Gua Hantu, Gundala, dan lainnya.

Selain unik, tema ini juga menggambarkan bahwa Indonesia juga memiliki tokoh superhero yang tidak kalah dengan superhero Hollywood yang banyak digandrungi anak muda.

Karnaval 17 Agustus Bertema Teknologi

Tema unik selanjutnya untuk merayakan karnaval 17 Agustus adalah menggunakan pakaian bertema teknologi. Misalnya, berpakaian dengan kostum robot, dan atau teknologi mesin lainnya.

Tema Karnaval 17 Agustus Cosplay Tokoh Wayang

Cosplay sebagai tokoh wayang juga bisa digunakan dalam tema karnaval 17 Agustus yang unik dan menarik. Tidak hanya tokoh-tokoh ksatria, tetapi tokoh jahat seperti Sengkuni, Rahwana, dan lainnya juga bisa ditampilkan.

Dengan beragamnya tokoh wayang yang ditampilkan, peserta dapat mengeksplorasi karnaval dengan pertunjukkan yang meriah seperti tokoh jahat membuat onar di tengah karnaval, atau menggunakan legenda yang paling lekat yakni Rahwana menculik Dewi Sinta.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Nur Hidayah Perwitasari