Menuju konten utama

7 Jenis Burung yang Sering Dilombakan: Cucak Ijo Hingga Kenari

Daftar 7 jenis burung yang sering dilombakan mulai dari cucak ijo, jalak suren, perkutut hingga kenari.

7 Jenis Burung yang Sering Dilombakan: Cucak Ijo Hingga Kenari
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.

tirto.id - Popularitas lomba burung di Indonesia telah diminati sejak 1970-an. Pada awalnya lomba burung yang populer pada waktu itu adalah burung perkutut, kemudian muncul burung kicau pada 1976.

Terdapat banyak perlombaan burung, mulai dari perlombaan hias, balap, hingga burung kicau dengan penilaian yang beragam seperti suara dan bentuk fisiknya.

Setelah mengetahui burung kicau populer di masyarakat, muncul event perlombaan burung kicau. Salah satu jenis burung kicau yang memiliki pasar tinggi adalah burung Murai Batu atau Copshycus malabaricus.

Maraknya lomba burung membuat minat memelihara burung semakin besar. Bagi pemelihara burung, mengikuti event perlombaan memiliki rasa puas tersendiri. Selain itu, hadiah yang ditawarkan juga fantastis mulai dari puluhan hingga ratusan juta.

Namun, tingginya pasar peminat burung mengakibatkan tingginya perburuan liar yang ilegal. Hal tersebut membuat pemerintah membentuk Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) yaitu organisasi legal yang menaungi para pelaku penangkar burung endemik Indonesia yang tidak dilindungi.

Jenis Burung yang Sering Dilombakan

Burung memiliki jenis yang sangat beragam khususnya di Indonesia, tetapi tidak semua burung dapat diperlombakan. Pada umumnya konteks burung berdasarkan kicauan dan juga tampilan fisiknya. Berikut jenis burung populer di Indonesia yang sering dilombakan:

1. Burung Cucak Ijo

Burung cucak ijo atau Cloropsis sonnerati jardine merupakan burung yang dikenal berasal dari 3 daerah yang berbeda, yaitu Banyuwangi, Sumatera, dan Kalimantan. Burung ini memiliki ciri lingkar mata berwarna kuning dengan pupil mata hitam jernih.

2. Burung Kacer

Burung kacer memiliki nama latin Magpie Robin memiliki dua jenis yaitu kacer hitam yang juga disebut kacer Jawa dan kacer Sekoci atau kacer Sumatra. Ciri burung kacer yaitu warna hitam yang mendominasi di bagian kepala, leher, punggung, dan ekor.

3. Burung Murai Batu

Burung murai batu ekornya memiliki polar berwarna putih hitam yang berjumlah 4 pasang. Burung ini berasal dari Asia, sedangkan persebarannya di Indonesia dapat ditemui di Pulau Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan.

4. Burung Jalak Suren

Burung jalak suren atau Sturnus Contra merupakan spesies jalak yang ditemukan di India dan Asia Tenggara. Pada umumnya ditemukan di kaki lembah dan dataran rendah.

5. Burung Perkutut

Burung perkutut Jawa memiliki ukuran tubuh kecil berkisar 21 cm dan memiliki ekor panjang, sedangkan kepalanya berwarna abu-abu dan garis pada bagian leher.

6. Burung Cucak Jenggot

Burung cucak jenggot memiliki ciri bulu di bagian dagu menyerupai jenggot. Selain itu, tubuhnya didominasi oleh warna putih.

7. Burung Kenari

Burung kenari merupakan jenis burung yang telah dikembangbiakkan di penangkaran sejak abad ke-17. Burung ini sangat populer di Indonesia dan sering dilombakan karena fisik serta suaranya yang berkualitas.

Karakteristik Penilaian Lomba Burung

Penilaian lomba burung didasarkan pada 3 karakteristik:

1. Irama

Karakteristik irama menjadi salah satu faktor utama dalam kontes burung. Poin penting dalam irama meliputi selalu aktif dalam berkicau atau tidak terputus-putus, memiliki banyak variasi lagu, tempo serasi, kombinasi tepat antara panjang dan pendek lagu, suara merdu, serta konsisten dalam berkicau.

2. Kualitas suara

Kualitas suara suara juga menjadi karakteristik perlombaan, yang termasuk dalam kualitas suara meliputi suara bening, empuk dan nyaman didengarkan, serta tidak cempreng.

3. Fisik

Selain irama dan kualitas suara, bentuk fisik burung juga menentukan penilaian lomba burung, yang termasuk dalam penilaian fisik meliputi kondisi tubuh harus sehat, tidak cacat atau bekas luka, bulunya lengkap dan rapi, postur tubuh ideal (tidak gemuk atau kurus berlebihan), serta berani dan tenang pada saat dilombakan.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Yantina Debora