tirto.id - Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap 10 Oktober, yang dimulai pertama kali pada 1992.
Peringatan ini dilakukan sebagai kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.
Pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Dunia tidakmemiliki tema khusus. Tujuannya adalah untuk mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik publik tentang isu-isu yang relevan.
Dalam tiga tahun pertama salah satu kegiatan utamanya adalah siaran dua jam secara global melalui sistem satelit badan informasi AS dari studio di Talahassee, Florida.
Pada tahun 1994, atas saran Sekretaris Jenderal Eugene Brody saat itu, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia ditentukan untuk pertama kalinya, yaitu "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia".
Pada tahun 1995 berbagai acara internasional dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental, mulai dari rangkaian acara selama sebulan di Mesir, hingga konferensi yang diadakan oleh Federasi Prancis untuk Kesehatan Mental di Kementerian Kesehatan, hingga sebuah perayaan komunitas di Kepulauan Mikronesia kecil di Pasifik.
Setiap tahun, Hari Kesehatan Mental Sedunia kemudian diperingati dengan tema. Tahun lalu, temanya adalah "Promosi Kesehatan Mental 2019 dan Pencegahan Bunuh Diri".
Berikut ini adalah 5 rekomendasi film yang mengangkat tema soal kesehatan mental, sebagaimana dilansir dari laman Nami.orgdan Everyday Health.
A Beautiful Mind (2001)
Film ini, berdasarkan kisah nyata, menyoroti kehidupan John Forbes Nash, Jr. (Russel Crow), seorang ahli matematika yang hidup dengan skizofrenia.
Film ini dengan indah menangkap tantangan yang dihadapi John sepanjang hidupnya, termasuk paranoia dan delusi yang mengubah kariernya yang menjanjikan dan sangat memengaruhi hidupnya.
Melalui keajaiban film, pemirsa dapat merasakan halusinasi John bersamanya, yang terasa senyata bagi penonton seperti yang mereka rasakan terhadapnya.
Matchstick Men (2003)
Roy (Nicolas Cage) adalah penipu yang bekerja dengan anak didiknya untuk mencuri banyak uang. Meskipun dia yakin akan kemampuannya mencuri dari orang kaya, dia berjuang dalam aspek lain dalam hidupnya.
Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD), agorafobia, dan serangan paniknya yang melemahkan membuatnya sulit untuk meninggalkan apartemennya atau bahkan membuka pintu.
Ketika mengetahui bahwa dia memiliki seorang putri berusia 14 tahun, dia terpaksa mengevaluasi pilihan karier dan gaya hidupnya yang terisolasi. Matchstick Men adalah gambaran jujur dari ritual dan perilaku seseorang yang hidup dengan OCD.
It’s Kind Of A Funny Story (2010)
Anda tidak akan mengira film yang berlatar di rumah sakit kesehatan jiwa bisa menjadi komedi. Namun, film yang dibuat dengan baik ini menceritakan kisah Craig (Keir Gilchrist) yang berusia 16 tahun yang memeriksakan dirinya ke bangsal psikiatri karena depresi dan keinginan bunuh diri.
Dia akhirnya tinggal di unit dewasa karena sayap pemuda sedang dalam renovasi. Rumah sakit bukanlah tempat yang menakutkan dan para pasien tidak digambarkan sebagai "gila" atau "gila", ini adalah tempat yang aman di mana orang-orang yang berjuang mendapatkan bantuan, dan menggunakan humor sebagai pelepas dari kondisi serius yang membawa mereka ke sana.
Pendekatan Hollywood terhadap unit psikiatri ini mungkin lebih lucu daripada skenario kehidupan nyata mana pun, tetapi ini membantu menormalkan fakta bahwa terkadang orang membutuhkan tingkat perawatan ini.
Black Swan (2010)
Film thriller psikologis Black Swan adalah gambaran yang mempesona dari pikiran yang bengkok dan tersiksa. Nina Sayers (Natalie Portman) menderita banyak masalah karena tekanan besar yang dia hadapi sebagai balerina profesional.
Meskipun dia mencoba untuk membuat fasad bahwa dia "baik-baik saja", tekanannya mengarah pada melukai diri sendiri secara fisik: Dia secara kompulsif menggaruk punggungnya agar menyerupai angsa yang dia gambarkan, menyangkal makanannya agar tetap kurus, dan menusuk perutnya sendiri saat bagian dari pertunjukan untuk membunuh Angsa Putih.
Saat mengikuti kejatuhan Nina, kami mulai memahami bagaimana upaya untuk mencapai kesempurnaan dapat membahayakan pikiran seseorang.
Still Alice (2015)
Still Alice mengikuti seorang profesor linguistik (Julianne Moore) saat dia menghadapi diagnosis penyakit Alzheimer awal.
Saat ingatannya memudar dan dia berjuang untuk menjaga kehidupannya tetap teratur, film yang memilukan ini menceritakan upaya anggota keluarga yang tinggal di sisinya dan orang-orang yang tidak bisa lagi melihatnya memburuk.
Editor: Agung DH