Menuju konten utama

422 Juta Orang di Dunia Menderita Diabetes, Indonesia 5 Besa

Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan jumlah orang dewasa yang menderita diabetes telah meningkat empat kali lipat selama empat dekade menjadi 422 juta orang di seluruh dunia.

422 Juta Orang di Dunia Menderita Diabetes, Indonesia 5 Besa
Ilustrasi/shutterstock

tirto.id - Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan jumlah orang dewasa yang menderita diabetes telah meningkat empat kali lipat selama empat dekade menjadi 422 juta orang di seluruh dunia. Kondisi tersebut akan menjadi masalah besar bagi negara-negara miskin, demikian hasil penelitian tersebut dilaporkan pada Kamis (7/4/2016) waktu Jakarta.

Penelitian juga menunjukkan penderita diabetes terbesar pada 2014 berada di lima negara, yaitu China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Indonesia.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa selama periode 1980-2014, diabetes sangat umum menyerang pria dan wanita. Selain itu jumlah kasus diabetes meningkat secara signifikan di beberapa negara dengan masyarakat berpendapatan rendah dan sedang, termasuk China, India, Indonesia, Pakistan, Mesir, dan Meksiko.

Dalam salah satu bagian penelitiannya tentang tren diabetes, para peneliti menyatakan bahwa faktor usia yang kian menua dan meningkatnya kadar obesitas di seluruh dunia menjadikan diabetes sebagai "masalah sangat penting dalam kesehatan masyarakat global".

Untuk diketahui, diabetes tipe 2 merupakan kondisi jangka panjang yang ditandai dengan resistensi insulin. Sejumlah pasien dapat sembuh dari penyakit diabetes dengan tindakan medis dan diet, namun penyakit tersebut sering bertahan lama dan menjadi penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, 'stroke', dan amputasi anggota tubuh bagian bawah.

"Obesitas merupakan faktor risiko paling utama bagi diabetes tipe 2 dan upaya kami untuk mengontrol peningkatan jumlah kasus obesitas sejauh ini belum terbukti membawa hasil," kata Majid Ezzati, seorang profesor di Imperial College London yang memimpin penelitian WHO itu.

Penelitian, yang dipublikasikan di jurnal The Lancet menjelang Hari Kesehatan Dunia pada 7 April, tersebut menggunakan data dari 4,4 juta orang dewasa di berbagai kawasan dunia yang berbeda untuk memperkirakan usia yang disesuaikan kasus umum diabetes di 200 negara.

Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menyatakan penemuan tersebut menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk upaya mengatasi diet dan pola hidup yang tidak sehat di seluruh penjuru dunia.

"Jika kita ingin membuat kemajuan untuk menghentikan laju pertumbuhan jumlah kasus diabetes, maka kita butuh memikirkan kembali kehidupan harian kita: makan yang menyehatkan, aktif secara fisik, dan menghindari berat badan berlebih," ujar perempuan tersebut dalam pernyataan di markas WHO di Jenewa, Swiss.

"Bahkan dalam membuat program di negara miskin, pemerintah harus memastikan bahwa masyarakat sanggup menentukan pilihan hidup sehat dan sistem kesehatan sanggup mendiagnosis serta merawat masyarakat yang menderita diabetes," katanya.

Penelitian juga menemukan bahwa wilayah Eropa barat laut memiliki tingkat terendah kasus diabetes di kalangan pria dan wanita dengan usia yang disesuaikan, dengan usia rata-rata lebih rendah dari empat persen adalah perempuan dan sekitar lima hingga enam persen pria di Swiss, Austria, Denmark, Belgia, dan Belanda.

Menurut hasil penelitian, tidak ada negara yang jumlah penderita diabetesnya menurun secara signifikan.

Peningkatan tertinggi dalam kasus diabetes terlihat dialami negara-negara kepulauan Pasifik, diikuti Timur Tengah dan Afrika Utara, yaitu di negara-negara seperti Mesir, Jordania dan Arab Saudi.

Jumlah penderita pria lebih dari dua kali lipat di India dan China selama periode 1980-2014. (ANT)

Baca juga artikel terkait DIABETES atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH