tirto.id - Empat puluh satu orang tewas dalam kebakaran di sebuah rumah sakit di Miryang, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan pada Jumat (26/1/2018) pagi. Korban yang identitasnya belum diketahui ini diyakini meninggal karena menghirup gas beracun.
Sebagian besar korban diyakini adalah pasien yang mendapat perawatan intensif jangka panjang yang tidak dapat bergerak tanpa bantuan.
Jumlah korban tewas diperkirakan dapat meningkat karena 70 orang lainnya yang cedera kini dalam kondisi kritis. Sementara itu, sembilan orang terluka parah.
Mengutip Yonhap, kebakaran terjadi pada Kamis (25/1/2018) malam mulai pukul 19.30 di belakang ruang gawat darurat di lantai satu Rumah Sakit Sejong. Ada 194 pasien di gedung tersebut, menurut petugas pemadam kebakaran. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 10.30 pagi.
"Sebagian besar korban ditemukan di bangsal darurat di lantai pertama gedung itu," kata Choi Man-woo, kepala Pemadam Kebakaran Miryang, mengatakan. "Yang lainnya ditemukan di lantai dua dan lima."
Ia menambahkan, belum dipastikan apakah korban termasuk anggota staf. Semua orang di bangsal telah dievakuasi ke sisi rumah sakit.
"Asap mengepul dari belakang bangunan," kata seorang perawat saat dia melarikan diri kepada Korea Times.
Pihak berwenang mengatakan petugas pemadam kebakaran berhasil menghentikan api yang menyebar ke lantai dua.
Polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran. Untuk sementara, faktor kesengajaan masih dikesampingkan oleh pihak berwenang.
Rumah Sakit Sejong adalah bangunan berlantai enam. Tercatat sebanyak tiga puluh lima dokter dan perawat bekerja di sini.
Rumah sakit ini juga merawat pasien yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Terdapat 193 tempat tidur yang 98 di antaranya untuk manula dan 95 tempat tidur untuk pasien lainnya.
Presiden Moon Jae-in mengadakan rapat staf darurat untuk menangani kebakaran tersebut.
Kebakaran ini menjadi yang mematikan dan terbesar kedua di Korea Selatan dalam beberapa pekan terakhir. Dua puluh sembilan orang tewas dan 40 lainnya cedera dalam sebuah kebakaran di sebuah pusat olahraga di kota Jecheon pada Desember 2017 lalu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari