Menuju konten utama

37 Orang Tewas dalam Insiden Ledakan di Resort World Manila

Dalam laporan awal Resorts World Manila yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa kematian korban disebabkan oleh inhalasi asap.

37 Orang Tewas dalam Insiden Ledakan di Resort World Manila
Seorang tamu hotel yang terluka terlihat di depan hotel setelah terjadi insiden penembakan di Resorts World Manila, kota Pasay, Metro Manila, Filiipina, Jumat (2/6). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

tirto.id - Jumlah korban tewas dalam insiden penembakan di Resorts World Manila pada Jumat (2/6/2017) dini hari telah meningkat menjadi 37, demikian yang diungkapkan seorang pejabat polisi setempat.

"Korban yang menderita sesak nafas sudah sampai 36, ditambah tersangka, yang membuat korban tewas terhitung menjadi 37," kata kepala polisi nasional, Oscar Albayalde.

Dikutip dari media lokal Filipina, Inquirer.net,Albayalde mengatakan bahwa sebagian besar korban jiwa ditemukan di area permainan judi.

Resorts World Manila juga mengeluarkan sebuah pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa 35 orang terbunuh. Dalam laporan awal yang belum dikonfirmasi tersebut menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh inhalasi asap.

"Kami tidak dapat mengeluarkan informasi resmi tentang identitas korban saat ini karena kami sedang menunggu konfirmasi akhir pihak berwenang," demikian sebuah pernyataan Resorts World Manila mengatakan.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka selanjutnya akan menginformasikan kepada keluarga korban segera setelah mereka mendapatkan namanya.

Dari 35 korban tersebut, dilaporkan bahwa di antaranya 22 tamu hotel atau kasino sementara 13 lainnya adalah karyawan. Mengutip Kepala Kepolisian Distrik Selatan (SPD) pimpinan Tomas Apolinario, setidaknya 25 orang ditemukan di lantai 2 dan 8. Selain 37 korban jiwa, setidaknya 54 orang juga dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan satu orang Korea Selatan meninggal karena serangan jantung setelah dievakuasi dari kasino, sedangkan tiga lainnya luka ringan akibat penyerbuan dan asap yang timbul oleh serangan tersebut.

Seperti dilaporkan sebelumnya, tragedi penembakan telah terjadi di Resort World Manila, sebuah resor hiburan di ibu kota Filipina pada Jumat dini hari. Seorang tersangka penembak tunggal yang menyerbu resor tersebut dinyatakan telah meninggal dunia.

Pria itu sempat dalam pelarian singkat tapi sekitar lima jam kemudian, baik kepala polisi lokal maupun nasional mengatakan bahwa dia telah meninggal. Namun, Oscar Albayalde dari kantor polisi Manila mengatakan bahwa pria tersebut telah bunuh diri, sementara Dela Rosa mengatakan bahwa anak buahnya telah menembaknya.

Dela Rosa menambahkan, tersangka masuk ke salah satu ruang perjudian, membakar meja, dan melepaskan senapan M4 namun tampak tidak menembak siapa pun.

"Kami belum bisa mengaitkan ini dengan terorisme," katanya. "Kami melihat ke arah perampokan karena dia tidak menyakiti orang lain dan langsung menuju ke ruang penyimpanan kasino.”

Dela Rosa mengatakan tersangka itu "berpenampilan seperti orang asing, berkulit putih, tingginya sekitar enam kaki."

Polisi bersenjata dikerahkan setelah tembakan dan ledakan keras terdengar di dalam gedung. Puluhan orang terluka saat mereka mencoba melarikan diri, sebelum petugas menguasai situasi dini hari tadi.

Kebakaran masih menyala di lantai dua gedung tersebut pada Jumat pagi, kata juru bicara Biro Pemadam Kebakaran setempat, Ian Manalo.

Resorts World Manila merupakan kompleks hotel dan hiburan yang berada di Newport City, di seberang Terminal 3 Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino di Pasay City.

Adapun kepala staf resor tersebut, Stephen Reilly, telah mengkonfirmasi bahwa ada tembakan dan saat ini hotel sudah dikunci.

"Perusahaan sedang bekerja sama secara erat dengan Kepolisian Nasional Filipina untuk memastikan bahwa semua tamu dan karyawan dalam keadaan aman," demikian bunyi pernyataan itu.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari