tirto.id - Usia emas anak terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan anak atau ketika anak masih berada di dalam rahim ibu hingga berumur 2 tahun. Pemantauan pada saat-saat tersebut sangat penting karena pesatnya tumbuh dan kembang anak.
Pertumbuhan anak diidentifikasi dengan bertambahnya ukuran fisik. Anak menjadi bertambah berat dan bertambah tinggi. Sementara, perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks. Hal ini ditandai dengan kemampuan bayi yang bertambah dari hanya bisa berguling menjadi duduk, berdiri, atau berjalan.
Meskipun jadwal tumbuh dan kembang anak bisa saja berbeda-beda, pada umumnya kemampuan tersebut harus sesuai dengan umurnya atau disebut juga dengan tonggak perkembangan anak.
Dilansir dari artikel Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak dengan usia di bawah 2 tahun masuk dalam periode kritis perkembangan. Pada masa itu, adalah masa yang tepat untuk melakukan pemulihan bila terjadi gangguan perkembangan.
Penting bagi para orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak sehingga dapat meminimalisir adanya penyimpangan pertumbuhan seperti status gizi buruk atau stunting pada anak.
Pemantauan tumbuh kembang juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan perkembangan sejak dini seperti terlambat bicara pada anak. Selain itu, penyimpangan mental emosional anak seperti hiperaktif atau gangguan konsentrasi juga dapat terdeteksi.
Ketika para orang tua mengetahui sejak dini adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut, diharapkan orang tua juga dapat menentukan tindakan lebih lanjut dengan segera sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Seperti dilansir dalam artikel di laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada tiga hal yang mesti diperhatiakan para orang tua dalam mendidik anak pada usia emasnya. Hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pola asah
Pola asah termasuk dalam upaya kegiatan merawat yang bertujuan untuk mengasah dan merangsang kemampuan yang dimiliki anak. Hal ini juga untuk memunculkan bakat yang masih terpendam yang dimiliki oleh anak.
Orang tua dapat melakukannya dengan memberikan pola pendidikan dan pembelajaran secara optimal. Terlebih pada usia emas ini anak mengalami peningkatan perkembangan otak yang pesat yakni hampir 80 persen.
2. Pola asih
Penerapan pola asih akan memperkuat pola hubungan antara anak dengan orang tua. Hubungan batin yang kuat akan memupuk rasa kasih sayang antara anak, orang tua, dan sesama. Orang tua dapat melakukannya dengan memberikan pujian, penghargaan, kasih sayang, pengalaman baru, rasa tanggung jawab dan kemandirian kepada anak.
Kecerdasan emosi akan berkembang jika anak mendapatkan pola asih yang baik sejak dini. Berikan teladan yang baik dan tentunya anak akan merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Jangan berikat rasa ketakutan pada anak agar tidak mempengaruhi kecerdasan emosinya.
3. Pola asuh
Pola asuh berhubungan dengan bagaimana membesarkan anak dengan baik yang berkaitan dengan pemberian asupan gizi, kebutuhan tempat tinggal hidup yang layak, pakaian yang bersih dan nyaman, serta kebutuhan kesehatan anak. Hal-hal tersebut akan berkontribusi pada perkembangan kecerdasan anak.
Ketiga hal itu, harus dikombinasikan dengan baik agar anak mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dan sempurna. Kerja sama antara orang tua juga menjadi kunci penting agar pola asah, asih, dan asuh terjadi mengalir tanpa ada ketimpangan beban di salah satunya. Segera komunikasikan dengan dokter apabila terjadi penyimpangan pada perkembangan dan pertumbuhan anak untuk meminimasilir dampaknya.