tirto.id - Ketika Amerika Serikat mulai heboh pandemi, Mary Miltiades (25), memutuskan tidak mau lagi memakai layanan ride hailing. Pasalnya jelas, ia menuruti saran para epidemiolog untuk menjaga jarak dan disarankan tidak berpergian. Namun belakangan, dia mulai memakai guna pergi untuk beberapa urusan.
“Ketika akhirnya naik ride hailing lagi, aku pakai masker, jendela aku turunkan, dan aku tidak memegang apa-apa. Semoga aku bakal baik-baik saja,” kata Mary pada The Washington Post.
Ada banyak sekali orang seperti Mary yang gentar untuk naik moda ride hailing. Keputusan itu membawa dampak besar bagi bisnis ini. Di Amerika Serikat, menurut data Forbes, ada penurunan jumlah perjalanan sebesar 70 hingga 80 persen.
Di Asia, dampak serupa juga terjadi. Menurut data Nikkei Asian Review, pemesanan layanan Grab turun hingga 24 persen per 26 Maret 2020. Anthony Tan, Pemimpin Eksekutif Grab menyebut pandemi ini laiknya, “…musim dingin yang panjang.”
Tak ayal, banyak perusahaan menyiapkan bekal untuk menghadapi masa berat ini. Beberapa perusahaan menyiapkan diskon. Perusahaan seperti Grab mengucurkan dana sebesar 40 juta dolar untuk bantuan finansial bagi para mitra pengemudinya. Sedangkan yang mulai dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Di Amerika Serikat, perusahaan ride hailing mewajibkan pengemudi dan penumpang mengenakan masker. Lalu juga ada pengurangan kapasitas penumpang di mobil.
Langkah-langkah itu dilakukan karena memang perusahaan ride sharing ini tak bisa diam menunggu. Ada jutaan orang yang bergantung pada perusahaan ride sharing, dan karenanya diam adalah tindakan menunggu kematian. Maka perusahaan-perusahaan ini sadar: mereka harus berbuat sesuatu.
Berkendara Aman dengan GrabProtect
Grab, salah satu perusahaan ride hailing terbesar di Asia, adalah perusahaan yang menyadari pentingnya rasa aman dan nyaman dalam menggunakan layanan mereka. Rasa aman itu amat dicari oleh penumpang maupun mitra pengemudi, terutama di masa pandemi ini.
Ketika pandemi mulai menghantam Indonesia, Grab mempunyai beberapa prosedur kesehatan yang ketat, seperti mewajibkan masker bagi pengemudi dan menyarankan pembayaran non tunai. Ada pula fitur seperti pengantaran tanpa kontak, dan pelaporan suhu tubuh harian bagi pengemudi dan mitra pengantar. Selain itu, pengguna mempunyai pilihan pembatalan jika pengemudi tidak menggunakan masker.
Pada April 2020, Grab meluncurkan GrabProtect sebagai protokol perlindungan ekstra untuk memberikan layananberkendara dengan lebih aman. Dengan inovasi ini, ada beberapa langkah yang mereka lakukan sebagai upaya terus bergerak tanpa mengorbankan keselamatan. Beberapa langkah itu antara lain adanya dua fitur baru di aplikasi: formulir deklarasi kesehatan dan kebersihan online, dan fitur pengecekan masker via selfie. Formulir ini mengharuskan mitra dan pengemudi memastikan mereka tidak menunjukkan gejala COVID-19. Sedangkan pengecekan masker, dilakukan oleh mitra setelah melengkapi formulir deklarasi.
Langkah lain adalah peluncuran GrabCar Protect dan GrabBike Protect, armada yang dilengkapi partisi plastik tebal yang digunakan sebagai pemisah antara pengemudi dan penumpang. Grab juga memberikan peralatan kebersihan seperti hand sanitizer, disinfektan, dan masker bagi para mitra pengemudi.
“Keamanan selalu menjadi fokus utama Grab. Dan melalui GrabProtect, kami telah menjadi pelopor dalam peningkatan standar kebersihan di industri ride-hailing. Grab Protect kini telah hadir di puluhan kota di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua,” ujar Halim Wijaya, Head of East Indonesia Grab Indonesia.
Apa yang dilakukan oleh Grab ini disambut baik oleh para pelanggan. Dengan memastikan rasa aman selama perjalanan, penumpang tak lagi ragu untuk tetap memakai Grab untuk berbagai keperluan. Hingga sekarang, GrabBike Protect dan GrabCar Protect sudah melayani 26 juta kilometer perjalanan di berbagai kota di Indonesia. Jarak itu setara dengan 4.600 kali pulang pergi dari Aceh hingga Jayapura.
Setelah hadir di banyak kota, kini GrabProtect hadir di Jayapura. Peluncuran GrabProtect ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, dan Dinas Perhubungan Kota Jayapura.
“Kami berharap semoga dengan adanya layanan GrabProtect di Jayapura, masyarakat bisa beraktivitas di tengah pandemi dengan aman dan terus mendukung jalannya roda perekonomian,” kata Halim.
Menurut Benhur, Pemerintah Kota Jayapura rutin melakukan sosialisasi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus COVID-19. Dan dengan partisipasi dari Grab, diharapkan semakin banyak orang yang mematuhi protokol kesehatan. Dengan orang-orang yang terus mematuhi protokol kesehatan, diharapkan roda ekonomi akan tetap berputar dan penyebaran virus tetap bisa ditekan.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Grab yang telah menghadirkan proteksi tambahan bagi keselamatan penumpang maupun mitra pengemudi di Jayapura,” ujar Benhur Tomi Mano. “Saya percaya kerjasama ini akan membantu masyarakat bisa beraktivitas dengan mudah dan aman, sehingga kita tetap bisa sehat dan ekonomi daerah terus bisa berputar.”
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis