tirto.id - Bangunan yang runtuh di Kamboja menyebabkan 24 orang meninggal dunia. Para korban runtuhnya konstruksi bangunan terkubur hidup-hidup saat tidur, seorang yang selamat mengatakan kepada AFP.
"Saya sangat beruntung masih hidup," kata Phat Sophal, 37, kepada AFP melalui telepon, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (23/6/2019).
Kejadian nahas itu terjadi sebelum fajar ketika para pekerja tidur, Phat Sophal mengatakan dia menghabiskan sekitar enam jam terperangkap dalam puing-puing, sebelum ditarik oleh penyelamat pada Sabtu (22/6/2019) pagi.
"Sekitar jam 4 pagi ada 'ledakan' yang keras ... lantai bergetar, tiba-tiba bangunan itu roboh. Saya diremukkan oleh puing-puing dari pinggang ke bawah," katanya.
"Keponakan dan ipar saya juga tidur di dekat saya. Semua orang berteriak dan menangis minta tolong. Beberapa saat kemudian saya berhenti mendengar mereka. Kurasa mereka tidak selamat."
Sekitar 70 pekerja sedang tidur di lantai dua, tiga dan empat dari bangunan tujuh lantai tersebut, sedangkan dilantai paling atas para montir listrik asal Cina sedang beristirahat, tambahnya.
Hingga Senin (24/6/2019) pencarian jenazah masih terus berlanjut, 24 korban telah ditemukan tewas.
Perdana menteri Kamboja Hun Sen tampak muram saat mengunjungi reruntuhan di Sihanoukville.
Dikutip dari Channel News Asia, pejabat provinsi Preah Sihanouk menyebutkan 24 orang tewas, dan 24 lainnya terluka.
Atas kejadian tersebut tiga warga negara Cina dan seorang pemilik tanah Kamboja ditahan untuk pemeriksaan atas runtuhannya bangunan, yang oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dituding sebagai "kecerobohan" oleh perusahaan konstruksi.
Kedutaan Cina di Kamboja, menyatakan belasungkawa dan mendukung "penyelidikan menyeluruh" tentang peran tiga warga negara Cina dan penyebab kecelakaan itu.
Diperkirakan ada 200.000 pekerja kasar konstruksi di Kamboja, bergantung pada upah harian dan tidak dilindungi oleh peraturan serikat pekerja, menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Beijing mengalirkan dana investasi ke Kamboja sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road raksasa, program infrastruktur bernilai triliun dolar di seluruh Asia, Afrika, dan Eropa.
Sekitar 1 miliar dolar AS diinvestasikan di provinsi Preah Sihanouk dalam kurun waktu 2016 hingga 2018, dan ada sekitar 50 kasino milik Cina dan lusinan kompleks hotel yang sedang dibangun di Sihanoukville.
Editor: Agung DH