Menuju konten utama

2018, Listrik Jawa-Bali Terpadu dengan Konsep Wisata

Jalur listrik Banyuwangi-Bali yang membentang sejauh 2,68 KM itu akan ditopang dengan dua tower. Selain difungsikan sebagai bangunan infrastruktur, juga bisa difungsikan sebagai objek wisata. Misalnya, bagian bawah tower bisa dibuat museum energi yang menjadi wahana pendidikan tentang berbagai proses dan pemanfaatan listrik.

2018, Listrik Jawa-Bali Terpadu dengan Konsep Wisata
Ilustrasi. Pekerja PLN saat melakukan perawatan jaringan listrik. Antara Foto/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Direktur Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk Jawa Timur dan Bali Amin Subekti mengatakan, rencana pembangunan jalur listrik yang menghubungkan Banyuwangi (Jawa)-Bali atau "Bali Crossing" akan segera direalisasikan yang dipadukan dengan konsep wisata edukasi. Rencana ini ditargetkan selesai akhir 2018.

“Nanti ini akan dibuat dua jalur. Jadi, selain dari Jawa ke Bali, juga bisa sebaliknya. Saat di Banyuwangi kekurangan pasokan listrik, juga akan dipasok dari Bali,” kata Amin Subekti seperti dikutip siaran pers Pemkab Banyuwangi, Jumat (3/6/2016).

Saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, di lounge Banyuwangi, Kamis (2/6/2016), Amin Subekti menyatakan jalur listrik yang membentang sejauh 2,68 KM itu akan ditopang dengan dua tower. Tower yang pertama akan dibangun di Watu Dodol, Wongsorejo, Banyuwangi dan satu lagi dibangun di Segara Rupet, Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana. Masing-masing tower menjulang setinggi 376 Meter.

Menurut Amin, pembangunan jalur yang ditargetkan selesai pada akhir 2018 tersebut, bertujuan untuk menunjang suplai listrik dari Jawa ke Bali, maupun sebaliknya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, infrastruktur fisik memiliki fungsi ganda. Selain sebagai bangunan infrastruktur, juga bisa difungsikan sebagai objek wisata. “Pembangunan ini tidak hanya dalam perspektif industri, namun juga harus memperhatikan sisi humanisnya, misalnya dengan membangun daerah wisata di sekitarnya,” kata Anas.

Pernyataan Bupati Anas tersebut disambut antusias oleh Amin Subekti. “Ini ide menarik. Tower ini lebih tinggi dari Menara Eifell di Paris, tentu akan menarik bagi wisatawan jika bangunannya bisa kami kemas,” ujarnya.

Anas mengusulkan agar di bagian bawah tower juga bisa dilengkapi semacam museum energi yang menjadi wahana pendidikan tentang berbagai proses dan pemanfaatan listrik. "Setiap akhir pekan bisa penuh dengan anak sekolah," katanya.

Kunjungan Amin ke Banyuwangi, selain meminta dukungan akan dibangunnya jalur listrik tersebut kepada Pemda Banyuwangi, ada pula beberapa agenda kelistrikan yang lain. PLN berencana menambah 500 Kv listrik ke Banyuwangi yang dialirkan langsung dari PLTU Paiton, Probolinggo.

Penambahan listrik tersebut, menurut Amin, untuk menyuplai geliat perekonomian yang tumbuh serta dibukanya beberapa industri di Banyuwangi. “Dalam pantauan kita, Banyuwangi butuh tambahan pasokan listrik,” kata Amin.

Selain itu, ujar dia, kedatangannya ke Banyuwangi untuk memenuhi janji Menteri BUMN Rini Soemarno yang akan mendukung upaya pengurangan kemiskinan di Banyuwangi lewat pemenuhan kebutuhan listrik. PLN telah melakukan pemetaan terhadap 1.200 kepala keluarga miskin yang belum teraliri listrik. “Kami akan membaginya berdasarkan skala prioritas untuk diselesaikan secara bertahap,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz