tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan aparat keamanan akan bersinergi dalam pengamanan Pemilu 2019 guna mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya di hari pencoblosan dan di tempat pemungutan suara (TPS).
“Ada 271.880 anggota Polri, 68.854 anggota TNI dan 1,6 juta anggota Linmas untuk mengamankan TPS di seluruh daerah,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Senin (15/4/2019).
Dedi menambahkan, Polri memiliki beberapa pola pengamanan TPS, yakni untuk TPS kategori kurang rawan akan menggunakan pola 2-4-6 artinya dua anggota Polri mengamankan empat TPS dibantu enam personel Linmas.
Kemudian untuk TPS kategori rawan akan menggunakan pola 4-2-8 yang bermaksud empat anggota Polri menjaga dua TPS dibantu delapan personel Linmas.
Kategori sangat rawan akan berpola 6-2-8 yaitu enam anggota Polri siaga di dua TPS dibantu delapan personel Linmas.
Dedi menambahkan daerah rawan pada pemilu kali ini berdasarkan pemetaan yang sudah dilakukan ialah Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Yogyakarta dan Jakarta.
Pemilu 2019 akan berlangsung di 809.497 TPS di seluruh Indonesia dan sebanyak 38 ribu personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan TPS tersebut.
“Ada 23 ribu personel Polda Metro Jaya dan 15 ribu personel Kodam Jaya,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di halaman Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (14/4/2019).
Ia menambahkan memasuki masa tenang pemilu, tidak ada peningkatan status kerawanan di daerah hukum Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan sebagian Tangerang).
“Hingga hari ini kami tidak meningkatkan status, jadi kondisi masih aman dan kami selalu mengantisipasi dengan berpatroli gabungan di area yang berpotensi timbul kerawanan,” sambung Gatot.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari