tirto.id - Sebanyak 1.700 demonstran perempuan asal Korea Selatan menggelar demonstrasi di depan Blue House Korea untuk melawan ketidakadilan investigasi atas kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang terjadi di Burning Sun pada Sabtu (17/5/2019).
Sebagaimana dilansir All Kpoppada Senin (20/5/2019), ribuan perempuan tersebut menggelar demo untuk menyuarakan pendapatnya atas ketidakjelasan kinerja 152 polisi Korea dalam mengusut kasus mengenai Burning Sun yang telah menginjak 105 hari masa penyidikan.
Para demonstran perempuan ini mengklaim, pihak kepolisian telah lalai dan tidak transparan dalam mengusut tuntas kasus yang menjerat sebuah club milik mantan personel BIGBANG yaitu Seungri dan mantan CEO Yuri Holding yaitu Yoo In Suk.
Mereka juga menyatakan, polisi telah sengaja membiarkan kasus ini berlarut-larut dan membiarkan para lelaki yang telah memperkosa, melecehkan, dan memperalat para perempuan secara paksa dengan menggunakan narkoba tersebut bebas berkeliaran di negara mereka.
Demo ini dimulai pada pukul 14.00 KST dan tetap berlanjut hingga pukul 16.00 KST sekalipun hujan mulai mengguyur pelataran Blue House. Tak patah arang, para demonstran tak berniat membubarkan diri dan justru mulai mengenakan jas hujan dan membuka masing-masing payung milik mereka.
News V Daum menulis, para demonstran berbondong-bondong membentuk formasi demo. Mereka membawa berbagai macam poster dengan tulisan bernada satire mulai dari, “Kerja brilian dari kasus pemerkosaan dan kolusi para polisi”, atau “Konferensi pres tidak mengumumkan hasil investigasi atas kasus Burning Sun. Polisi telah kabur!”, hingga “Investigasi telah usai, tapi kami para perempuan tidak menerima hasil ini dan akan berkumpul secara kolektif untuk mengambil aksi!”.
Selain berkumpul, ribuan demonstran perempuan ini juga membawa sebuah poster besar sembari bernyanyi membawakan sebuah lagu berjudul “Dokdo Is our Land”.
Usai bernyanyi mereka lantas meneriakkan protes dari poster yang mereka bawa berbunyi, “Polisi, peradilan, legislatif, dan pemerintah adalah para kriminal.”
Tuduhan tersebut dilontarkan para demonstran atas ketidakjelasan hasil investigasi dari berbagai kasus terkait Burning Sun mulai dari pemerkosaan dengan menggunakan narkoba, pelecehan seksual, pengambilan gambar ilegal, penyebaran video mesum ilegal, pemerkosaan masal, pengedaran narkoba, kekerasan fisik, dan lain sebagainya.
Sebagaimana dilansir Kpop Herald, hingga 15 Mei lalu pihak kepolisian belum bisa membuktikan hasil akhir dari penyidikan atas 50 tersangka dalam kasus tersebut.
Bahkan hingga saat ini polisi juga belum mengumumkan kejelasan status tersangka serta terdakwa. Mereka juga belum membuat perintah penangkapan ataupun mengumumkan hasil akhir persidangan.
Atas kinerja tersebut, para demonstran menganggap terdapat persekongkolan dalam kasus ini karena telah melibatkan orang dalam seperti pihak pemerintahan, pejabat, selebriti ternama, pengusaha, hingga pelanggan VVIP Burning Sun.
Atas ketidakjelasan kasus tersebut, para demonstran meminta Presiden untuk turut andil dalam penyelesaian kasus ini. Mereka meminta agar Presiden membuat perintah khusus agar memperluas investigasi dengan melakukan penyidikan keseluruhan pihak kepolisian dan peradilan agar kepercayaan rakyat kepada pemerintah kembali utuh.
Editor: Yulaika Ramadhani