tirto.id - Kepala BPBD Provinsi Riau, Edward Sanger mengatakan jika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat 1.400 hektare total luas kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di Provinsi Riau telah terjadi mulai Januari hingga awal Juli 2016.
"Data kami (Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau) melaporkan, telah terjadi karlahut seluas 1.400 hektare terutama pada sejumlah kabupaten/kota di Riau," paparnya di Pekanbaru pada Selasa (12/7/2016).
Menurut Edward, angka ini cenderung turun jika dibandingkan dengan angka kebakaran hutan dan lahan pada dua tahun sebelumnya.
Tahun 2014, lanjut dia, periode Januari-Juli sudah sekitar 23.000 hektare karlahut. Sedangkan di tahun 2015 sampai bulan Juli saja, hampir 6.000 hektare luas provinsi itu dilanda kebakaran.
"Berkurangnya karlahut terutama di lahan gambut terbakar pada tahun ini, tidak terlepas dari kesigapan petugas terutama tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau," ucapnya.
Edward menuturkan, tim tersebut tetap bekerja dengan turun ke lokasi untuk sekadar patroli atau memadamkan api baik dari darat maupun udara dengan melakukan pengeboman air di daerah terbakar, walau pun saat Idul Fitri 1437 Hijriah.
Selain itu, katanya, pihaknya terus melakukan pemantauan berdasarkan data satelit baik Terra maupun Aqua setiap hari, meski data yang disampaikan memiliki kelemahan.
"Beberapa waktu lalu di bulan Juli, satelit menyebut terdapat 31 titik panas. Dari jumlah itu, tingkat confidence (kepercayaan) di atas 70 persen ada 6 hingga 7 titik. Begitu kita periksa di lapangan, ternyata tidak ditemukan," ujarnya.
Meski demikian, BPBD Provinsi Riau memberi apresiasi tinggi kepada tim seluruh satgas.
"Petugas siap siaga, meski mulai 1 hingga 10 Juli 2016 dinyatakan libur nasional, tapi mereka tetap pantau lapangan sebagai antisipasi terjadinya karhutla," beber Edward.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah menginstruksikan, seluruh pihak terkait terutama dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan harus terus berjalan dan tidak berhenti, meski kini dalam masa libur bersama terkait perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah.
"Mereka bisa bagi tugas, karena yang di posko Siaga Darurat Kebakaran Lahan saja tidak ada (libur) Lebaran," tegas Arsyadjuliandi.
Pemerintah Provinsi Riau memutuskan untuk memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku sejak Juni 2016 hingga 30 November 2016.
"Sesuai hasil evaluasi awal pekan lalu, kita sepakat untuk memperpanjang status siaga karlahut," kata Komandan Satuan Tugas (Satgas) Karlahut Riau, Brigjen TNI Nurendi.
Ia menjelaskan, perpanjangan status tersebut sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan Karhutla yang saban tahun terjadi di Riau selama 18 tahun terakhir.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini