Menuju konten utama

100 Hari Pertama, Trump Nostalgia Sebelum Jadi Presiden AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku merindukan kehidupan masa-masa sebelum menjadi presiden. Hal itu dikatakan bertepatan dengan 100 hari pertama pemerintahannya yang jatuh hari ini.

100 Hari Pertama, Trump Nostalgia Sebelum Jadi Presiden AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif setelah menandatanganinya saat seremonial dengan Menteri Keuangan Steve Mnuchin di Departemen Keuangan di Washington, Jumat (21/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Aaron P. Bernstein.

tirto.id - Memperingati 100 hari pemerintahannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku merindukan kehidupan masa-masa sebelum menjadi presiden. Sebelumnya dia menganggap tugas presiden itu lebih gampang.

"Saya suka kehidupan saya sebelumnya. Saya punya banyak hal yang berjalan mulus," kata Trump dalam wawancara khusus dengan kantor berita Reuters, seperti dilansir dari Antara, merujuk 100 hari pertama pemerintahannya.

"Sekarang lebih banyak hal dikerjakan ketimbang kehidupan saya sebelumnya. Saya tadinya mengira tugas ini akan mudah," tutur Trump.

20 Januari silam Trump mengangkat tangannya untuk disumpah menjadi pejabat negara yang untuk pertama kali dialaminya ketika dia menjadi orang yang paling berkuasa di dunia.

Namun saat memperingati 100 hari pertama pemerintahannya, sembari menyebutkan sedikit prestasi kebijakan dalam 100 hari itu, miliarder ini mengaku merindukan masa-masa tidak sulit dalam kehidupan lamanya, selain kebebasan yang dimilikinya.

"Anda sungguh masuk kepompong kecil Anda sendiri karena Anda mendapatkan perlindungan luar biasa besar sehingga Anda tak bisa pergi ke mana-mana," kata dia merujuk pengawalan 24 jam tanpa henti dari agen-agen Secret Service dan limo kepresidenan yang tahan peluru.

"Saya suka mengemudikan (sendiri kendaraan saya). (Kini) Saya tak bisa lagi berkemudi."

Sebelumnya presiden AS ini mengeluhkan kerumitan posisi yang tak diragukan lagi sebagai paling penting di dunia itu, selagi membahas upayanya melucuti UU layanan kesehatan Obamacare.

"Kini saya harus bilang pada Anda, tugas ini sungguh subjek yang kompleks. Tak ada yang tahu perlindungan kesehatan bisa serumit ini," kata dia kepada media.

Trump juga mengakui tak menyangka situasi di Korea Utara akan serumit sekarang, seperti diberitakan Antara.

Ternyata pengakuan Trump bahwa dia merindukan masa sebelum menjabat Presiden ini sudah lama diperkirakan bakal terjadi oleh Howard Stern, produser, aktor dan fotografer terkenal AS, yang juga sahabat Trump.

12 hari sebelum Trump resmi masuk hari ke-100 pemerintahannya, Stern sudah memprediksi Trump bakal menyampaikan pengakuan semacam itu.

Dalam siaran radio 1 Februari lalu, Stern mengaku sudah mengatakan kepada Trump bahwa jauh-jauh hari dia sudah mengingatkan sang presiden bahwa posisi presiden tidak cocok untuk Trump.

"Saya harus jujur, saya pernah bilang, 'Mengapa Anda ingin menjadi presiden Amerika Serikat? Anda tidak akan dicintai, posisi itu akan menjadi mimpi terburuk dalam kehidupan Anda," kata Stern kepada program KFile, CNN.

"Dia telah melangkah masuk ke situasi yang sungguh tidak dimenangkannya. Dia sudah berusia 70 tahun, dia sudah memiliki kehidupan yang indah, istri yang cantik, anak-anak yang hebat, dia punya helikopter, pesawat terbang, semua kelengkapan dari kehidupan yang hebat, tapi kini ingin mengurusi keruwetan ini, untuk apa? Ada orang yang lebih cocok (dari pada Anda) untuk tugas semacam ini," kata Stern.

"Dia tak butuh kehidupan semacam ini," sambung dia dalam laman CNN.

Kedua orang ini memang akrab. Selama bertahun-tahun Trump kerap menjadi tamu untuk program radio asuhan Stern, bahkan menghadiri pernikahan Stern pada 2008.

Februari silam Stern yang mengaku mendukung Hillary Clinton, tetap menganggap Trump sahabatnya, namun mengaku bahwa kini dia tak lagi bisa berbicara dengan Trump.

Stern yakin presiden menjadi pengalaman yang menyehatkan untuk Trump.

"Saya tahu sesuatu mengenai Donald Trump, dia sungguh ingin dicintai," kata Stern. "Dia ingin orang benar-benar mencintainya. Itu banyak mendorong dia. Saya kira karena dia punya ego yang sangat sensitif dan ketika Anda menjadi presiden Amerika Serikat, maka orang akan amat sangat kritis."

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri