Menuju konten utama

10 Ide Lomba 17 Agustus untuk Remaja yang Menarik dan Seru

Ide lomba 17 Agustus untuk remaja yang menarik dan seru, bisa jadi bahan acuan panitia penyelenggara lomba.

10 Ide Lomba 17 Agustus untuk Remaja yang Menarik dan Seru
Sejumlah remaja laki-laki ikut serta lomba bermain sepakbola bola dengan menggunakan rok untuk memeriahkan HUT RI ke-73 di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta, Jumat (17/8/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Lomba 17 Agustus diikuti semua kalangan dari berbagai tingkatan usia tak terkecuali remaja. Biasanya, panitia lomba akan mempersiapkan sejumlah ide lomba menarik dan seru khusus remaja.

Tahun ini, tepatnya pada Kamis, 17 Agustus 2023 Republik Indonesia genap berusia 78 tahun. Pemerintah secara resmi telah merilis tema besar peringatan HUT RI ke-78. Tema tersebut adalah “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.

Memperingati HUT RI ke-78, seperti tradisi dari tahun-tahun sebelumnya, seluruh masyarakat Indonesia akan menggelar pesta rakyat dengan rangkaian acara lomba di dalamnya.

Sejak lama, lomba 17 Agustus sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia merayakan kemerdekaan dengan cara yang menyenangkan.

17 Agustus ditetapkan sebagai hari libur nasional, sehingga pada hari ini masyarakat dari segala lapisan memanfaatkan waktu untuk bersukacita.

Ide Lomba 17 Agustus untuk Remaja

Berikut ini ide lomba 17 Agustus untuk remaja yang menarik dan seru, bisa jadi bahan acuan panitia penyelenggara lomba.

1. Lomba merias sambil tutup mata

Lomba akan diikuti oleh dua orang remaja, satu orang akan bertindak sebagai perias dan satu orang akan menjadi objek rias. Perias akan ditutup matanya, saat melakukan aksi merias mereka akan diberikan waktu, hasil riasan yang paling rapi akan menjadi pemenangnya.

2. Lomba meniup balon

Peserta akan meniup balon dan mengikatnya dalam jangka waktu tertentu. Peserta yang berhasil meniup balon terbanyak adalah pemenangnya.

3. Lomba bakiak

Para peserta lomba akan menempatkan kaki mereka di atas bakiak dan berusaha berjalan secepat mungkin di atas jalur perlombaan yang ditentukan. Biasanya, jalur perlombaan ini cukup menantang karena berlumpur atau berpasir, sehingga menambah kesulitan dalam menjaga keseimbangan dan kelancaran berjalan di atas bakiak.

4. Lomba perang guling

Lomba ini adalah antara dua orang dengan duduk di atas tiang yang dilintangkan, di bawahnya berisi lumpur. Di atas tiang atau kayu itu peserta akan bertarung saling gebuk untuk menjatuhkan lawan.

5. Lomba estafet tepung

Beberapa kelompok peserta dibariskan, setiap orang memegang wadah. Lalu, peserta akan melakukan estafet tepung dengan cara menumpahkannya ke belakang, sementara peserta lain menangkap dengan wadah. Peserta dengan tepung terbanyak adalah pemenangnya.

6. Lomba tebak kata

Lomba tebak kata terdiri dari dua orang peserta secara berkelompok. Satu orang akan menjadi penebak, dan satu orang lagi akan memberikan kisi-kisi atas kata yang harus ditebak. Kelompok yang bisa menebak kata paling banyak dalam waktu yang telah ditentukan akan memenangkan lomba.

7. Lomba ambil koin

Peserta diharuskan mengambil koin yang telah tertanam di permukaan semangka. Lomba ini cukup membutuhkan usaha karena peserta harus mengambil koin dengan menggunakan mulut.

8. Lomba memindahkan belut

Belut terkenal dengan tubuhnya yang licin dan sulit untuk ditangkap. Peserta pada lomba ini harus memindahkan belut ke dalam botol yang sudah disediakan.

9. Lomba joget balon

Dua orang peserta secara berkelompok akan menghimpit balon di perut mereka dan berjoget mengikuti irama lagu yang dimainkan. Lalu, ketika lagu berhenti, peserta harus bisa memecahkan balon dengan cara menghimpitnya.

10. Lomba memindahkan air pakai busa

Peserta diminta untuk memindahkan air menggunakan busa yang telah disiapkan. Caranya, serap air menggunakan busa, lalu peras menggunakan tangan ke dalam sebuah wadah. Peserta yang mendapatkan air paling banyak adalah pemenangnya.

Baca juga artikel terkait WORK AND MONEY atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari