tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, bahwa masih tingginya harga beras pada saat ini disebabkan oleh ketersediaan beras di pasaran yang masih terbatas. Hal ini membuat Zulhas mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton.
Meski Kementerian perdagangan mengizinkan impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Perum Bulog untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) pada akhir tahun lalu, namun yang baru masuk masih sekitar 70 ribu ton.
"Makanya jangan diprotes terus impor itu karena dasarnya barangnya kurang. Saat ini, baru sampai 70.000 ton. Kita kasih waktu sampai Januari. Berapa yang masuk terus habisin buat operasi pasar," ujar Zulhas kepada media di Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023).
Kemudian, menurut Zulhas, saat ini harga beras yang sedang meroket adalah jenis beras medium, sedangkan untuk jenis beras premium harganya tetap stabil.
“Tapi ibu-ibu yang mau beras medium, harganya Rp9.450 per kilogram (kg) itu di mana pun ada, tapi yang premium tidak naik, juga tidak turun. Nanti Maret panen, Insyaallah turun,” tutur Zulhas.
Zulhas menuturkan, ketika musim panen nanti, Bulog rencananya akan membeli gabah dan beras dengan harga komersil, yakni di harga minimal Rp4.450 per kg dan beras minimal dengan harga Rp8.200 per kg. Beras tersebut rencananya akan dibeli oleh Bulog demi memenuhi CBP.
“Dulu kan beli gabah paling tinggi Rp4.450 per kg, beras paling tinggi Rp8.200. Enggak impor juga petani tetap miskin,” ujarnya.
Kendati begitu, Zulhas menegaskan Bulog akan tetap menjual ke pasaran dengan harga mulai dari yang paling tinggi Rp8.200, sedangkan untuk ke pedagang dan pengecer dibanderol Rp9.450 per kg.
Sebelumnya, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengakui kenaikan harga beras masih terjadi hingga panen raya. Hal itu dipicu stok beras tidak banyak tersedia.
Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya menuturkan, impor beras sebanyak 500 ribu ton diperkirakan akan masuk seluruhnya pada Februari 2023. Sebelumnya, Bulog telah melakukan impor beras sebanyak 200 ribu ton pada akhir tahun 2022.
Tomi menambahkan, untuk menekan harga beras, pihaknya gencar melakukan operasi pasar. Hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak di tengah harga beras yang mulai meroket.
“Bulog sampai saat ini masih akan terus menggelontorkan beras operasi pasar agar harga beras tersebut dapat teredam dengan sementara,” ucap Tomi.
Sementara itu, Tomi mengatakan, beras yang diimpor terdiri dari dua partai. Untuk partai pertama pengiriman beras berasal dari negara Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar. Lalu, untuk partai kedua berasal dari negara Thailand dan Vietnam.
Jadi ada dua partai ya yang pertama berasal dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar. Untuk kedua, berasal dari Thailand dan Vietnam,” ujar Tomi.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang