Menuju konten utama

Zayn Malik di Pusaran Islam dan Bukan Islam

Zayn Malik, mantan personel One Direction kerap diejek dan dihina karena latar belakang agamanya.

Zayn Malik di Pusaran Islam dan Bukan Islam
Zayn Malik tiba di Grammy Awards tahunan ke-60 di Madison Square Garden pada hari Minggu, 28 Januari 2018, di New York. Evan Agostini / Invision / AP

tirto.id - “Di manakah dirimu saat Boston Marathon Bombing terjadi?” tanya komedian Bill Maher dalam salah satu episode Real Time.

Layar televisi lantas menampilkan potret penyanyi Zayn Malik yang bersanding dengan Dzhokhar Tsarnaev, pelaku pengeboman. Dalam foto itu, mereka sama-sama punya rambut setengah gondrong dan berwajah khas Timur Tengah. Pertanyaan Bill diiringi tawa dan tepuk tangan penonton.

Usai pertanyaan Maher viral, dia dituding punya sikap Islamofobik. Banyak protes datang dari para penggemar One Direction, boyband yang membesarkan nama Zayn. Tagar RespectforZayn ramai didengungkan di Twitter. Begitupun dengan komentar-komentar dukungan dari para penggemar. Beberapa bilang bahwa Zayn adalah pahlawan yang menyelamatkan hidup mereka.

Ini bukan pertama kalinya Zayn menerima olokan ataupun cercaan selama berkarier di dunia hiburan. Seringkali, misalkan kepada Vogue, pria kelahiran West Yorkshire, Inggris ini berkata tidak pernah ingin menjadi seorang penyanyi. Waktu itu, Zayn hanyalah seorang remaja yang sudah cukup nyaman menyalurkan bakat menyanyinya di dalam rumah. Sampai pada suatu pagi, sang ibu memaksanya bangun untuk mengikuti audisi pencarian bintang, X Factor.

Zayn tidak lolos audisi tetapi ia ditawari untuk bergabung dalam boyband One Direction (1D). Ia resmi jadi personel grup tersebut pada 2010. Penampilan Zayn terlihat lebih mencolok ketimbang rekan-rekannya, sebab dia berdarah campuran Inggris dan Pakistan.

Grup tersebut populer. Zayn dan koleganya tampil keliling dunia dan menghibur puluhan ribu orang dalam konsernya. Namun dia tidak merasa puas, tidak bisa pula menyembunyikan fakta bahwa ia tidak suka menjadi bagian suatu kelompok. Ia tidak nyaman berteman dengan rekan-rekan satu grup. Tampil di muka publik kerap membuatnya cemas. Selebritas ini mengidap gangguan kecemasan yang masih harus diatur bahkan sampai hari ini.

Ketidaknyamanan tersebut bertambah dengan berbagai komentar miring publik lantaran Zayn dibesarkan dalam keluarga beragama Islam. The Guardian sempat menyebut bahwa agama Zayn jadi hal yang lebih banyak dikulik ketimbang kiprahnya sebagai seorang penyanyi. Sesungguhnya ia tidak pernah menyatakan secara eksplisit bahwa dirinya penganut muslim. Ibunya mendidik agar Zayn rutin beribadah di masjid dan membaca Al Quran. Tetapi orang tuanya tidak pernah memaksakan kehendak agar sang anak terus menganut ajaran Islam.

"Saya tidak percaya bahwa seseorang harus berdoa dengan cara tertentu selama lima kali dalam sehari. Saya tidak percaya seseorang hanya diharuskan makan daging tertentu. Saya hanya percaya bila saya berlaku baik maka saya akan diperlakukan dengan baik,” ujar Zayn pada Vogue.

Kepercayaan itu seringkali mendapat ujian. Ia pernah melalui hari yang sangat melelahkan di bandara Amerika Serikat ketika petugas bandara menginterogasinya berjam-jam. Dan hal itu pernah terjadi lagi pada kunjungan Zayn berikutnya. Di lain hari, seorang rapper asal Amerika Serikat pernah membuat lagu berjudul "Zayn Did 9/11". Zayn juga pernah dicibir karena menulis cuitan dengan tagar FreePalestine. Sejumlah komentar negatif terkait agama dan ras membuat penyanyi yang keluar dari One Direction pada 2015 ini sempat memutuskan untuk menutup akun Twitternya.

Sesungguhnya kekasih model Gigi Hadid ini mengaku tidak pernah menyatakan secara eksplisit bahwa dirinya beragama Islam. Tetapi rasanya ada sebagian orang yang tidak mau tahu tentang hal itu. Ada seorang blogger yang menganggap Zayn berupaya memengaruhi para fans agar menganut Islam. Asumsi tersebut terbentuk setelah melihat unggahan Twitter Zayn yang memuat kata-kata dalam bahasa Arab.

Infografik Zayn Malik

Zayn memang berada di posisi tengah, sesuatu yang membuatnya seringkali serba salah. Di satu sisi, dia diledek sebagai teroris dan diejek oleh pengidap Islamofobia karena akarnya sebagai seorang muslim. Di sisi lain, dia juga diprotes oleh banyak muslim karena dianggap tidak menerapkan nilai-nilai Islam, seperti misalnya: punya tato. Noisey pernah menulis artikel tentang komunitas Muslim yang menganggap Zayn kurang vokal menyuarakan ajaran-ajaran Islam dalam musiknya.

Apapun protes yang ditujukan padanya, tak ada yang bisa memungkiri bahwa Zayn adalah pahlawan bagi banyak orang. Diyana Noory, penulis Noisey, mengatakan bahwa Zayn menginspirasinya untuk bangga terhadap identitasnya sebagai imigran dari Irak. Sebelum tahu tentang Zayn, Diyana menutupi identitasnya demi bisa melebur dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan dia sempat malu jika harus bicara dengan bahasa ibunya di depan umum.

Sosok Zayn, pria keturunan Pakistan-Inggris yang dibesarkan dalam keluarga muslim dan berhasil terkenal, membuat Diyana mengubah pandangannya. “Saya berani memakai galabiyeh di pesta sekolah. Saya rasa Zayn juga menginspirasi perempuan Muslim lain,” kata Diyana.

Kini penyanyi yang tengah mempersiapkan album ketiga itu mengaku terang-terangan bahwa ia bukan penganut Islam. Pernyataannya ini jelas mengundang beragam reaksi. Sebagian orang menganggap ia meninggalkan agama demi ketenaran. Mereka lupa bahwa Zayn memang tak pernah berpusing ria perkara agama. Zayn hanya ingin fokus pada musiknya dan hasrat untuk terus mengekspresikan diri.

Baca juga artikel terkait PENYANYI PROFESIONAL atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Musik
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono