Menuju konten utama

Yunani Terus Pindahkan Migran Ke Turki

Sebuah feri yang mengangkut 45 migran meninggalkan Pulau Lesbos, Yunani, menuju Turki, Jumat, (8/4/2016), yang merupakan misi pengangkutan migran kedua berdasarkan kesepakatan kontroversial Uni Eropa dan Turki.

Yunani Terus Pindahkan Migran Ke Turki
Seorang pengungsi Suriah, dari Ayn al-Arab, membawa bayinya saat ia tiba di pulau Lesbos, Yunani 23 Agustus 2015. [Foto/REUTERS/Alkis Konstantinidis]

tirto.id - Sebuah feri yang mengangkut 45 migran meninggalkan Pulau Lesbos, Yunani, menuju Turki, Jumat, (8/4/2016), yang merupakan misi pengangkutan migran kedua berdasarkan kesepakatan kontroversial Uni Eropa dan Turki.

Kesepakatan tersebut mulai berlaku pada Senin, (4/4/2016), guna mengakhiri masuknya migran ke Eropa melalui Laut Aegea.

Feri berikutnya, yang akan mengangkut kelompok yang lebih besar, dijadwalkan meninggalkan pulau tersebut pada pagi hari, waktu setempat.

“Mereka yang meninggalkan Pulau Lesbos pada Jumat pagi itu berasal dari Pakistan,” laporan dari televisi.

Di Pelabuhan Mytilene Yunani, sedikitnya dua orang aktivis meloncat ke laut untuk mendekati feri kecil itu. Mereka kemudian bergantung pada jangkar dan mengacungkan tanda "V" sebagai bentuk kemenangan (victory). Namun, mereka ditarik keluar dari perairan oleh petugas badan keamanan laut Yunani.

Sebelumnya, saat kesepakatan Uni Eropa-Turki tersebut mulai diberlakukan, pemerintah Yunani telah memindahkan sebanyak 202 migran ke Turki yang termasuk dalam kelompok pertama. Migran tersebut sebagian besar berasal Pakistan dan Afghanistan.

Berdasarkan kesepakatan Uni Eropa-Turki, Ankara akan menerima kembali semua migran dan pengungsi, termasuk warga negara Suriah, yang memasuki Yunani melalui rute lain.

Sebagai imbalan atas ribuan pengungsi asal Suriah yang dipulangkan dari Uni Eropa, Turki mendapatkan sejumlah uang, bebas visa perjalanan ke Eropa, dan percepatan negosiasi keanggotaannya di Uni Eropa.

Sebagai tambahan, lebih dari satu juta orang yang melarikan diri karena perang dan kemiskinan yang terjadi Timur Tengah. Para migran ini membanjiri Eropa sejak awal 2015. Yang paling berbahaya adalah mereka yang menyeberang Laut Aegean dari Turki ke Yunani, kemudian menuju utara melalui Balkan ke Jerman. (ANT)

Baca juga artikel terkait LAUT AEGEA atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora