Menuju konten utama

World Telecommunications Day 17 Mei: Sejarah dan Tema Tahun Ini

World telecommunications day atau Hari Telekomunikasi Sedunia 17 Mei: sejarah dan tema tahun ini.

World Telecommunications Day 17 Mei: Sejarah dan Tema Tahun Ini
Seorang teknisi melakukan pemeliharaan perangkat BTS salah satu provider telekomunikasi di kawasan Pelabuhan Feri Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (14/3/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Sejak 1969, Hari Telekomunikasi Sedunia (World Telecommunications Day) dirayakan pada 17 Mei setiap tahunnya.

Perayaan Hari Telekomunikasi Sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa teknologi dan informasi merupakan bagian penting dari kehidupan manusia sehari-hari.

Sejarah Hari Telekomunikasi Sedunia

Pilihan ditetapkannya Hari Telekomunikasi Sedunia pada 17 Mei karena bertepatan dengan hari berdirinya International Telegraph Union pada 1865 yang berganti nama menjadi International Telecommunication Union (ITU), sebagaimana dilansir dari laman resmi PBB.

Deklarasi Hari Telekomunikasi Sedunia ini diajukan pada Majelis Umum PBB pada 2005 dalam World Summit on the Information Society (WSIS).

Karena itulah, pada 2006, PBB mengakui secara internasional bahwa setiap 17 Mei diperingati sebagai Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Dunia (World Telecommunication and Information Society Day/WTISD).

Dilansir dari Antara, pentingnya peringatan Hari Telekomunikasi Sedunia ini menunjukkan peran teknologi dan informasi yang dapat berguna untuk mengentaskan masalah ekonomi dan sosial di pelbagai belahan dunia.

Tema World Telecommunications Day 2021

Tahun ini, Hari Telekomunikasi dan Informasi Masyarakat Dunia bertema "Accelerating digital transformation in challenging times".

Terjemahan bebasnya adalah "Mempercepat perubahan digital dalam kondisi sulit". Tema ini berfokus pada transformasi digital di masa pandemi Covid-19 yang masih belum mereda di berbagai penjuru dunia.

Dengan adanya transformasi digital, harapannya kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat tercapai.

Bagaimanapun juga, di masa-masa pandemi, nyaris semua sektor industri, sosial, dan pendidikan bergantung pada teknologi informasi dan perangkat digital.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, inftrastruktur tekonologi digital, khususnya internet belum sepenuhnya merata.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2019-2020 (kuartal-2) menyatakan bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia yang mengakses internet berada di pulau Jawa, yaitu 56,4 persen, sisanya berada di Sumatera (22,1 persen), Sulawei (7,0 persen), Kalimantan (6,3 persen), Bali dan Nusa Tenggara (5,2 persen), serta Maluku dan Papua (3 persen).

Artinya, ada kesenjangan besar antara daerah Jawa dan non-Jawa. Kecanggihan teknologi dan informasi hanya sebagian kecil dinikmati masyarakat Indonesia di luar pulau Jawa.

Melihat data di atas, tema transformasi digital yang diusung Hari Telekomunikasi Sedunia sangat relevan dengan kondisi teknologi dan informasi di Indonesia.

Di tengah gerakan bekerja dan belajar dari rumah, kesenjangan internet yang ada di Indonesia terasa memperihatinkan.

Baca juga artikel terkait SEJARAH HARI INI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno