Menuju konten utama

Women's March Jakarta 2020: Bergerak Mendobrak Dinding Patriarki

Melihat dari dekat parade hari perempuan internasional 2020 di Jakarta.

Women's March Jakarta 2020: Bergerak Mendobrak Dinding Patriarki
Parade Hari Perempuan Internasional di depan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020). tirto.id/Alfian

tirto.id - Margianta Suraman berdiri di tengah-tengah kerumunan massa aksi yang mayoritas perempuan. Pada siang yang terik itu, Minggu 8 Maret 2020, sedang berlangsung parade Hari Perempuan Internasional di Taman Aspirasi Monas, Jakarta Pusat.

Ia menahan diri dari terik matahari yang garang dan hawa panas yang menyengat di dalam kostum Batman—tokoh fiksi pahlawan super rekaan DC Comics.

Margi tidak sedang salah kostum atau sengaja menarik perhatian publik meskipun beberapa peserta aksi menjadikannya sebagai objek foto bersama. Ia berpakaian demikian untuk mengingatkan massa bahwa Batman sebenarnya adalah representasi pemilik modal yang justru harus diwaspadai.

"Kalau Anda senang berfoto sama saya, hati-hati, karena kalian seharusnya mengawasi orang-orang seperti Batman—orang kaya yang merasa pahlawan bagi orang banyak padahal menimbulkan masalah bagi masyarakat sehari-hari," ujarnya kepada saya.

"Pahlawan sesungguhnya bagi saya ialah kaum perempuan yang turun hari ini: buruh, petani, kaum minoritas seksual. Bukan Batman, bukan pemilik modal."

Margi menjadikan Batman sebagai simbol ketimpangan sosial dan gender. Ia menegaskan bahwa masih banyak kasus-kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan di Indonesia. Hal itu diperburuk dengan kebijakan pemerintah yang menurutnya seksis.

"Makanya, saya bawa poster ini: Hey, Goverment! Stop Mansplaining Women with Your Policy," ujarnya.