Menuju konten utama

WNI di Marawi Dipastikan Tidak Terkait ISIS

Polisi memastikan sebelas WNI yang saat ini tengah berada di Filipina masuk secara legal dengan tujuan berdakwah.

WNI di Marawi Dipastikan Tidak Terkait ISIS
Warga berjalan melewati sebuah tanda menuju pusat evakuasi setelah pasukan pemerintah melanjutkan penyerangan terhadap pemberontak dari kelompok Maute yang mengambil alih sebagian besar kota Marawi, selatan Filipina, Jumat (26/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Romeo Ranoco

tirto.id - Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Setyo Wasisto mengatakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Kota Marawi, Mindanao, Filipina tidak terkait ISIS. Hal tersebut ia nyatakan berdasarkan data Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao dan Atase Polri di Filipina.

Sebelas WNI tersebut masuk ke Filipina secara legal dengan tujuan berdakwah dan tidak terkait dengan kelompok teroris ISIS.

"Mereka masuk ke Filipina secara legal. Mereka izinnya berdakwah dan tidak tergabung dalam kelompok yang sekarang bertempur," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (29/5/2017), seperti diwartakan Antara.

Setyo melanjutkan, saat ini Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan agar sebelas WNI yang kini berada di Kota Marawi dapat segera dipulangkan ke Tanah Air.

"Sekarang sedang diupayakan supaya bisa segera dipulangkan ke Tanah Air," kata Irjen Setyo.

Pihaknya memastikan kondisi para WNI tersebut baik pascaperistiwa baku tembak antara militer Filipina dengan kelompok bersenjata di Marawi.

"Sebelas WNI ini dalam kondisi baik," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, terjadi pertempuran antara militer Filipina dengan milisi Maute di Kota Marawi, Provinsi Lanao Del Sur, Pulau Mindanao. Otoritas Filipina mengumumkan ada enam warga asing tewas ketika bertempur bersama milisi Maute melawan gempuran angkatan bersenjata negara tersebut di Kota Marawi, dalam beberapa hari terakhir.

Jaksa Agung Muda Filipina, Jose Calida mencatat di antara enam warga asing itu ada yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Mereka tewas usai militer Filipina mengirim sejumlah helikopter dan pasukan khusus untuk melumpuhkan milisi Maute di Marawi.

Calida juga menyatakan sel-sel simpatisan ISIS di Asia Tenggara terindikasi masuk ke negaranya untuk membangun basis kelompok teror di Mindanao. Maute dan kelompok Abu Sayyaf yang berada di bawah kendali Isnilon Hapilon belakangan beraliansi dan sama-sama menyatakan dukungan pada ISIS.

Pertarungan dengan kelompok Maute, yang berjanji setia kepada ISIS, mulai terjadi pada Selasa (23/5/2017) dalam sebuah serangan gagal oleh pasukan keamanan di salah satu tempat persembunyian kelompok itu.

Sebanyak delapan belas pemberontak tewas pada Kamis (25/5/2017) menurut militer.

Presiden Rodrigo Duterte pada Selasa menyampaikan ancaman untuk memberlakukan darurat militer di Mindanao, pulau terbesar kedua di negara itu, menghentikan penyebaran Islam radikal.

"Jika ada pembangkangan terbuka, Anda akan mati," kata Duterte.

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra