tirto.id - Pemain Timnas Sepak Bola Indonesia, Witan Sulaeman, menjadi salah satu jemaah haji yang berangkat tahun ini. Ia terbang bersama istrinya ke Tanah Suci lewat program penggabungan mahram.
Witan, pemain gelandang Timnas Garuda tersebut mengaku tidak menyangka bisa berangkat tahun ini menemani istrinya. Sebab sebenarnya Ia bersama ayah dan ibunya dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 2030 nanti.
"Daftarnya Tahun 2019 bersama mama sama bapak. Berangkatnya 2030. Tapi kemarin mengajukan penggabungan mahram menemani istri, Alhamdulillah bisa," kata Witan saat ditemui di hotelnya, Sabtu (01/05/2024).
Penggabungan mahram ini diajukan setelah Witan menikahi istrinya itu. Sang istri kebetulan berangkat tahun ini. Oleh sebab itu, program penggabungan mahram ini pun diajukan.
Pengajuannya pun tidak lama. Dia menceritakan, selesai play-off olimpiade kemarin, Witan terbang ke Jakarta. Selesai sarapan pagi di hotel, sebelum pembubaran tim, dia mengajukan izin ibadah haji ke pelatihnya Shin Tae-yong.
"Saya bicara sama Coach Shin dan tim. Saya minta izin mau berangkat haji. Saya jelaskan semuanya tentang haji di Indonesia. Dan kebetulan lawan Qatar saya kena akumulasi kartu kuning," ujar Witan.
Awalnya, Shin Tae-yong dan timnya tidak tahu soal haji. Ia sempat bertanya apakah hajinya bisa ditunda atau tidak?
"Saya jelaskan ini beda sama umrah. Saya jelaskan (haji) lama sekali nunggunya. Coach Shin tidak bisa berkata-kata lagi dan bilang semoga ibadahnya lancar," ujar Witan.
Karena itu, ke Tanah Suci salah satu misi Witan adalah mendoakan kesuksesan Timnas Indonesia.
"Bawa doa tentu, semoga Timnas kita bisa lolos ke Piala Dunia," ujarnya.
Puas dengan pelayanan petugas
Witan juga mengaku puas dengan layanan jemaah haji tahun ini. Ibadahnya juga lancar, mulai dari akomodasinya, konsumsi sampai transportasi bus jemaah haji.
"Sampai sejauh ini bagus," ujar Witan.
Soal pesan haji ramah lansia, Witan juga sempat bercerita ada imbauan dari pembimbing kloter, bahwa sebagai anak muda harus selalu bersedia kalau ada lansia yang butuh bantuan.
"Saling tolong menolong. Kita anggap sebagai pahala. Kalau ada lansia butuh bantuan ya kita bantu," tutur Witan.
Sesampai di Tanah Suci, pemain sepak bola profesional yang membela klub Serbia, Radnik Surdulica, itu pun segera menjalani ibadah umrah wajib. Dia mengaku terharu, sedih, bercampur senang pada akhirnya bisa melihat Ka'bah.
"Perasaan bercampur semua. Setiap manusia pasti punya kesalahan. Pastinya berdoa untuk dirinya sendiri biar lebih bermanfaat untuk anak, istri, keluarga," kata Witan.
Di Makkah juga tidak ada perlakuan khusus kepada Witan. Layaknya jemaah haji lainnya, Witan naik bus sholawat juga sebagai satu-satunya mode transportasi. Ia juga mengikuti bimbingan ibadah, mengonsumsi makanan seperti jemaah lain. Dia lantas berpesan kepada anak-anak muda.
"Menurut saya kalau memang punya rejeki lebih daftar haji aja dulu karena nunggunya juga masih lama. Nanti kan tunggu pelunasan jadi daftar aja," ujar Witan.
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Intan Umbari Prihatin