tirto.id - Seperti dilaporkan Phone Arena, kini banyak media sosial yang di dalamnya memuat laman berisi hadiah Apple berupa iPhone X dengan cara mudah. Korban hanya perlu memasukkan nama, alamat email, alamat rumah, dan kota tempat tinggal.
Walaupun terlihat mudah, pemberian alamat email serta informasi lainnya dapat disalahgunakan untuk membuat akun palsu atas nama si pemberi informasi tersebut.
Seorang ilmuwan data utama yang bekerja di perusahaan keamanan media sosial ZeroFOX, Phil Tully mengungkapkan bahwa unggahan seperti itu menempati setengah ruang dari spam yang beredar di media sosial.
Tully bersama timnya mendapati sekitar 282 kontes seperti itu di YouTube, Instagram serta Facebook.
Selain itu, mereka juga menemukan sebanyak 532 akun media sosial iPhone palsu, beberapa diantaranya telah dihapus seperti “iPhone 8 Official” di laman Facebook dan @official.iphone.giveaway di Instagram.
Scammer, sebutan untuk seseorang dan sekelompok yang melakukan penipuan, ini juga turut menggunakan metode fame-farming, membuat laman media sosial untuk menarik pengikut yang akan dijadikan target.
Selanjutnya daftar pengikut yang dimiliki akan dijual ke pengiklan kriminal, untuk dikirimi tautan phishing situs media sosial pengundian iPhone yang terlihat meyakinkan.
Begitu pengguna login, sandi mereka akan dicuri. Situs itu lalu meminta pengguna untuk memperbarui sistem operasi kemudian menyusupkan malware.
Berikut ini ZeroFOX memberikan beberapa tips agar terhindar dari penipuan.
1. Cek URL Sempatkan mengecek URL untuk memastikan alamat bukan penyamar yang menambahkan karakter di alamat situs, tanpa disadari.
2. Akun terverifikasi Hindari mengunjungi akun media sosial yang tidak terverifikasi dan jangan kunjungi situs tanpa sertifikasi SSL dan TLS. Beberapa peramban menggunakan warna hijau dekat “https” untuk menunjukan situs tersebut tersertifikasi.
3. Tidak cepat percaya Meskipun hadiah iPhone X menggiurkan, informasi tersebut harus dicurigai sebagai scam. Scam seperti itu bisa saja menguras uang di akun bank karena ada orang lain yang mengaku sebagai pemberi informasi.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari