tirto.id - Warga Yogyakarta dijanjikan dapat berangkat ibadah haji langsung dari kotanya mulai 2019 setelah Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang baru di Kulon Progo, DIY selesai dibangun.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara Babat Alas Nawung Kridha Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Kulon Progo, Jumat (27/1/2017).
"Saat ini rute terjauh dari Yogyakarta adalah ke Kuala Lumpur, Malaysia. Rencananya akan melayani yang terjauh ke Jedah sehingga masyarakat Yogyakarta bisa naik haji langsung dari Yogyakarta," kata Budi Karya yang langsung disambut tepuk tangan para hadirin, demikian seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan bahwa bandara yang akan dibangun itu kapasitasnya akan mencapai 10 kali lipat Bandara Adi Sutjipto di Yogyakarta. Selain itu rute domestik juga akan bertambah di samping rute internasional. "Bandara ini akan beroperasi mulai Maret 2019," katanya.
Ia mengatakan upaya untuk melakukan "Babat Alas Nawung Kridha" yang berarti membuka, membersihkan, merapikan, menata lahan, serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo merupakan respons atas perubahan lingkungan yang cepat. "Untuk relokasi Bandara Adisutjipto yang kapasitasnya sudah tidak mampu menampung pergerakan jumlah penumpang dan jumlah pesawat," katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya pengembangan bandara tersebut untuk menggantikan Bandara Adi Sutjipto sebagai gerbang masuk bagi wisatawan.
Saat ini, Bandara Adisutjipto yang berkapasitas 1,2 juta orang per tahun harus melayani 7,2 juta penumpang per tahun dan hanya memiliki luas terminal 15 ribu meter persegi. Landasan pacu (runway) Bandara Adisutjipto adalah 2.250 meter, dengan apron berkapasitas 8 pesawat.
Sementara itu, nantinya Bandara Internasional Yogyakarta akan mampu menampung hingga 15 juta penumpang per tahun pada tahap pertama dan 20 juta pada tahap kedua. Bandara Internasional yang dibangun di atas lahan seluas 587 hektare ini pada tahap I (2020-2031) akan memiliki terminal seluas 130 ribu meter persegi berkapasitas hingga 15 juta penumpang per tahun, dengan runway sepanjang 3.250 meter, dan apron berkapasitas 35 pesawat.
Pada pengembangan tahap II (2031-2041), terminal Bandara Internasional Yogyakarta akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun, runway 3.600 meter, dan apron yang bisa menampung hingga 45 pesawat.
Untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo ini, Angkasa Pura I menyiapkan investasi Rp9,3 triliun.
Acara yang dihadiri antara lain oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Agraria & Tata Ruang Sofyan Djalil, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, serta Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Danang S. Baskoro ini dipusatkan di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara